Jakarta - Grup band indie, Harum Manis resmi dikeluarkan dari jajaran penampil Synchronize Festival 2025 menyusul mencuatnya dugaan kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang melibatkan vokalisnya, Sulthon Kamil.
Saat dikonfirmasi, hal tersebut dibenarkan oleh kurator festival, David Tarigan kepada Opsi ID. Dia bilang, pihaknya telah melakukan konsolidasi dengan Lamunai Records, label yang menaungi Harum Manis yang turut mengambil langkah tegas dengan memutus kerja sama.
"Tadi pagi langsung konsolidasi, juga dengan Lamunai," ucap David Tarigan, dikutip Opsi pada Jumat, 12 September 2025.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pihak Lamunai Record melalui akun media sosial Instagram, mereka memastikan segala bentuk kerja sama dengan Harum Manis telah diputus. Mereka juga menyesalkan kasus yang terjadi dan menyatakan berdiri bersama di sisi korban.
"Kami sangat prihatin dan menyesalkan situasi yang terjadi sekaligus berharap korban yang terdampak memperoleh dukungan serta pemulihan yang sebaik-baiknya," demikian bunyi pernyataan mereka.
Kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret nama Sulthon Kamil pertama kali mencuat melalui unggahan akun X @TEWASUSAIPESTA dan @piscokkukel. Akun tersebut membagikan tangkapan layar percakapan antara sang vokalis dan beberapa korban.
Dugaan praktik grooming dan manipulasi terhadap remaja perempuan di bawah umur memicu gelombang kecaman publik dan langsung menjadi perbincangan hangat di jagat maya.
Harum Manis, yang dikenal sebagai duo pop dengan gaya baroque dan lo-fi. Unit ini, sebelumnya dijadwalkan tampil pada hari pertama festival, 3 Oktober 2025, namun saat ini telah dihapus dari poster resmi yang dirilis pada Rabu, 10 September.
Baca juga: Dituding Lakukan Pelecehan, Gofar Hilman Sempat Ingin Bunuh Diri
Baca juga: Komedian Bill Cosby Dituding Lakukan Pelecehan Seksual
Synchronize Fest 2025 tetap melanjutkan agenda festival dengan komitmen kuat terhadap nilai-nilai keamanan, inklusivitas, dan keberpihakan pada korban. Pencoretan Harum Manis menjadi pengingat bahwa ruang seni dan musik harus bebas dari kekerasan dan pelecehan dalam bentuk apa pun.