Jakarta - Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode dan penundaan pemilu 2024 dilakukan sebagai taktik Jokowi untuk mengetes loyalitas partai politik (parpol) koalisi pendukung pemerintah.
Jokowi, kata dia, perlu menguji loyalitas parpol pendukungnya untuk memastikan pemerintahannya berjalan mulus hingga 2024.
"Ini menyangkut posisi Jokowi apakah sampai 2024 atau tidak," katanya dikutip dari jpnn.com, Sabtu, 9 April 2022.
Baca juga: Arief Poyuono Sebut Jokowi Sedang Uji Loyalitas Parpol Koalisi
Mengenai apakah ada upaya mendongkel Jokowi sebelum 2024, aktivis buruh itu tidak memungkiri indikasi soal hal ini sudah terlihat.
"Kan, sudah dimulai adanya aksi-aksi turunkan Jokowi," ujar dia.
Namun, Arief mencurigai upaya menurunkan Jokowi bakal dilakukan dengan memanfaatkan situasi terkini, yaitu persoalan ekonomi yang disebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Dia menyebut upaya menurunkan Jokowi bakal memanfaatkan isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dan rencana pemerintah mencabut subsidi untuk Pertalite, Premium, dan Solar.
Arief menilai kondisi perekonomian yang terpuruk bukan semata-mata disebabkan kinerja ekonomi pemerintah Jokowi yang buruk, melainkan juga pengaruh pandemi Covid-19 dan situasi global. Namun, pemerintah diingatkan jangan juga menyepelekan kondisi itu.
Baca juga: Demo Mahasiwa Tolak Jokowi Tiga Periode Berpotensi Chaos
"Masalah ekonomi, kesenjangan ini, tentu saja bisa menjadi isu untuk membentuk people power guna menurunkan Jokowi. Model seperti ini juga terjadi di era Soeharto, krisis ekonomi dan krisis politik, akhirnya (pemerintah) tumbang," tuturnya.
Maka itu Poyuono meyakini Jokowi perlu memastikan parpol koalisi pendukung pemerintahannya benar-benar loyal.
Dia menduga Jokowi melakukan ansitipasi terhadap kemungkinan gelombang demonstrasi membesar dan memaksa MPR melakukan impeachment atau pemakzulan. Sebab, apabila parpol pendukung pemerintah tidak loyal, Jokowi pasti tumbang. []