Pilihan Jum'at, 29 Juli 2022 | 16:07

Balige Harus Bisa Menjadi Kota Batak 

Lihat Foto Balige Harus Bisa Menjadi Kota Batak  Salah satu kegiatan Festival Literasi Balige 2022 di Taman DI Panjaitan, Balige, Kabupaten Toba, Sumatra Utara, Rabu, 27 Juli 2022. (Foto: Facebook)
Editor: Tigor Munte

Medan - Festival Literasi Balige 2022 di Kabupaten Toba, Sumatra Utara, diwarnai penampilan dan pemakaian bahasa Batak dalam sejumlah rangkaian kegiatannya.

Ini diapresiasi Bupati Toba Poltak Sitorus saat hadir dan membuka Festival Literasi Balige (FLB) 2022 pada Kamis, 28 Juli 2022 di TB Silalahi Center, Balige.

Dia mengakui, banyak bahasa Batak asli yang maknanya tidak dimengerti lagi. Itu sebabnya dia merasa Festival Literasi Balige sangat tepat diselenggarakan.

"Agar kita mengenal dan mengerti diri kita sendiri lebih dalam. Kita sudah mulai kehilangan identitas siapa kita," katanya.

Dia memberi contoh, dalam hal tradisi topi Batak yang banyak meniru desain topi etnis lain dan hanya diganti bahannya saja, yakni dari bahan ulos.

Bupati Poltak juga berharap festival literasi bisa mengenalkan Batak dahulu, sekarang dan masa depan. 

“Kalau kita tidak bisa jawab siapa itu orang Batak maka bagaimana kita menjawab itu kepada seluruh dunia?" tukasnya.

Apalagi kata dia, kawasan ini menjadi destinasi pariwisata super prioritas. "Maka kita tidak mungkin hanya menjual keindahan alam saja yang sifatnya sementara. Kita juga menjual budaya dan seni di samping keindahan alamnya,” tukasnya.

Poltak memberi contoh, untuk melihat tari Kecak Bali dibutuhkan waktu tinggal dua hari. Sementara melihat pantai di sana hanya sebentar saja.

Baca juga:

Melihat Kumuhnya Balige, Ibu Kotanya Kabupaten Toba

Dia menegaskan, melalui festival literasi, Balige harus bisa menjadi Kota Batak. Masyarakatnya bisa menunjukkan identitas sebagai Batak.

"Balige bisa menunjukkan identitas Batak," ujarnya.

Poltak pun mengingatkan tentang hilangnya story telling atau cerita yang sangat bernilai tentang Toba. Story telling yang menceritakan nilai sejarah, budaya, dan fakta nyata tentang Toba.

Baca juga:

Festival Literasi Balige Sajikan Kuliner Khas Toba: Hare, Itak, dan Sendor

“Saya minta bagi para sastrawan dan penulis agar kita bisa buat story telling yang bernilai tentang Toba," katanya dikutip Opsi.id dari laman Pemkab Toba, Jumat, 29 Juli 2022.

Disebutnya, kalau ada story telling yang berdasarkan data dan dokumen yang jelas maka diyakini akan banyak orang tertarik dan datang melihat serta mengenal langsung.

"Karena yang mahal bukan alamnya saja, namun kisah dan cerita yang bernilai tentang Toba. Cerita membuat orang dari kejauhan datang, ingin dapat kenangan yang banyak karena cerita itu,” tutur dia.

Dia lebih jauh mengajak para peserta festival memulihkan kembali Batak ke bentuk original.

Batak Naraja, yakni Batak yang berkepribadian seperti raja. Karena Batak Naraja adalah kepribadian unggul orang Batak. 

Namarugamo, yakni memiliki kasih. Namaradat, penuh kesantunan, menolong, dan gotong royong).

Namarparbinotoan, yakni berilmu pengetahuan), dan Namaruhum, yakni taat hukum.

“Kami juga meminta baik karya sastra seperti puisi, cerpen, andung, gambarkanlah Batak Naraja, Anak ni Raja, Boru ni Raja harus jadi problem solving. Kita jadikan Balige kita ini Kota Batak,” katanya. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya