Daerah Rabu, 21 September 2022 | 00:09

Disbudpar Kota Cirebon Usulkan "Selasa Nyerbon", Pakai Baju Adat dan Bahasa Daerah

Lihat Foto Disbudpar Kota Cirebon Usulkan "Selasa Nyerbon", Pakai Baju Adat dan Bahasa Daerah Disbudpar mengusulkan satu hari dalam sepekan untuk mengenakan kostum khas Cirebon bagi pegawai di Pemkot Cirebon. (Opsi/Charles).
Editor: Yohanes Charles

Cirebon - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon mengusulkan satu hari dalam sepekan untuk mengenakan kostum khas Cirebon bagi pegawai di lingkungan Pemda Kota Cirebon.

Bersamaan dengan itu, pada hari yang sama juga menggunakan bahasa Cirebon dalam berinteraksi. Langkah tersebut merupakan salah satu strategi untuk melestarikan budaya Cirebon.

Kepala Disbudpar Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya menjelaskan, pihaknya mengambil inisiatif dan melakukan uji coba sejak awal September 2022. Setiap Selasa, seluruh pegawai di Disbudpar Kota Cirebon mengenakan pakaian khas Cirebon.

“Tidak hanya itu, selama berkomunikasi antarpegawai juga menggunakan bahasa Cirebon, termasuk di grup WhatsApp,” ungkap Agus, di ruang kerjanya, Selasa 20 September 2022.

“Selain itu, pada apel pagi juga sama, menggunakan bahasa Cirebon. Bagi yang belum bisa, pelan-pelan belajar dan bisa dicampur dengan bahasa keseharian,” imbuhnya.

Baca juga: Ribuan Warga Kabupaten Bogor Terdampak Bencana Pergerakan Tanah

Agus menambahkan, pihaknya dalam waktu dekat akan melaporkan kepada Wali Kota Cirebon terkait pemberlakuan pengenaan busana dan penggunaan bahasa Cirebon. Terutama hasil uji coba di Disbudpar.

“Apakah kebijakan ini akan ditetapkan melalui surat keputusan (SK) atau perwali, itu diserahkan semuanya kepada pimpinan. Termasuk apabila harus mengubah hari,” tuturnya.

Pihaknya berharap, kebijakan ini bisa ditetapkan di tingkat Kota Cirebon. Tidak hanya untuk lingkup pemerintahan, melainkan juga lingkup pendidikan, hingga swasta seperti mal, perbankan, hotel dan ruang publik lainya.

“Melalui hal kecil ini, kita berharap masyarakat Cirebon bisa lebih mencintai budaya dan bahasa Cirebon serta bisa lestari hingga generasi mendatang,” harapnya.

Agus juga menjelaskan, efek dari kebijakan ini tidak sebatas pelestarian budaya dan bahasa Cirebon, melainkan juga mendongkrak ekonomi kreatif di Kota Cirebon. Pasti banyak yang akan memesan dan mengoleksi aksesoris khas Cirebon.

“Pasti UMKM akan terimbas dengan kebijakan ini, baik penjualan kostum, celana, batik, hingga sandal dan aksesoris lainnya. Kemudian yang terpenting adalah pencapaian visi misi kepala daerah, yakni kota kreatif berbasis budaya dan sejarah,” terang Agus.

Baca juga: Ayo Daftar, Panwaslih Abdya Buka Rekrutmen Panwascam

Pada awal uji coba, sambung Agus, sudah mendapatkan respons yang sangat baik dari seluruh pegawai. Meski tidak sedikit yang belum lancar menggunakan bahasa Cirebon, tetapi itu semua bagian dari proses pembelajaran.

“Respons mereka senang dan positif. Banyak yang sudah tinggal lama di Cirebon, termasuk saya sudah 25 tahun. Tetapi karena setiap hari menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga penggunaan bahasa Cirebon masih perlu belajar lagi,” kata Agus.

Ia menambahkan, selain ‘Selasa Nyerbon’ ada juga usulan yang akan disampaikan kepada Wali Kota Cirebon, yakni ‘English Day’ atau sehari berbahasa Inggris. Pihaknya beralasan karena target wisatawan Cirebon sudah mengarah ke mancanagara.

“Pasar wisata Cirebon itu mengarah ke mancanegara, kalau kita tidak bisa bahasa internasional maka itu kelemahan. Makanya kita kerja sama dengan perguruan tinggi yang memiliki program bahasa, mahasiswa yang magang bisa sekaligus mengajarkan dan melatih kita,” katanya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya