Jakarta - Founder Rumah Milenial Indonesia (RMI), Sahat Sinurat meminta politikus senior di negeri ini untuk tidak menutup celah bagi anak muda untuk ke dunia politik.
Sahat mengatakan, seharusnya tidak ada lagi sistem politik yang membahas tentang senioritas maupun perbedaan. Menurutnya, politisi muda harus memberi kesegaran panggung politik nasional.
"Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Tidak hanya yang muda, yang tua juga ada kelebihan dan kekurangan. Oke tidak punya pengalaman, tetapi kita punya hal lain seperti visi dan keinginan untuk melakukan perubahan," kata Sahat, mengutip Podcast Solidaritas di Instagram resmi DPW PSI Kalimantan Selatan, Jumat, 4 Februari 2022.
Selain itu, dia juga menyinggung sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mau memberikan kesempatan bagi pemuda dari generasi milenial seperti Nadiem Makarim menjabat sebagai Mendikbud-Ristek.
"Ini menjadi nilai lebih bagi pemuda, termasuk ketika diberi kepercayaan di kementerian seperti Nadiem Makarim. Mungkin beliau di birokrasi, tetapi dia punya visi, semangat, dan kreativitas. Itu kan kelebihannya," ujarnya.
Dia berpandangan, ke depan sosok pemimpin seperti Nadiem Makarim, akan bertumbuh di negara ini.
"Saya rasa orang-orang seperti Nadiem ini banyak, misalnya seperti calon-calon anggota dewan maupun kepala daerah. Pertanyaannya, apakah kita memberi kesempatan kepada generasi muda yang berpotensi itu?" tuturnya.
"Jangan karena politik uang misalnya atau cost politic atau biaya politik yang besar akhirnya potensi-potensi ini terbenam," sambungnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memiliki fokus dan mendorong anak muda masuk ke dalam sistem perpolitikan.
"Menurut saya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) harusnya punya fokus disitu, bagaimana mendorong generasi muda ini masuk ke dalam sistem," katanya.
Lebih lanjut, dia mengingatkan bahwa generasi milenial juga mampu untuk memberikan perubahan bagi Indonesia.
"Jangan berpikir perubahan ini di luar sistem, dan perubahan ini pun bisa dilakukan oleh generasi muda. Salah satunya mendorong generasi muda ini masuk ke dalam sistem," ujar dia.
Selain itu, sambungnya, tidak akan menutup kemungkinan ke depannya pemuda dari kalangan generasi milenial menjadi pemimpin negara berikutnya.
"Bisa saja. Tetapi kembali lagi kepada kita, apakah memberi ruang itu kepada calon terkait," ucap Sahat Sinurat.p[