Daerah Rabu, 09 Februari 2022 | 09:02

DPPPA Mamuju Terus Melakukan Pendampingan Korban Pencabulan

Lihat Foto DPPPA Mamuju Terus Melakukan Pendampingan Korban Pencabulan Ilustrasi Pencabulan(Foto: Opsi/KOMPAS.COM/HANDOUT)
Editor: Rio Anthony Reporter: , Eka Musriang

Mamuju - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Mamuju terus melakukan pendampingan terhadap korban pencabulan yang terjadi di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes).

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian sejak Minggu, 6 Februari 2022 kemarin," kata Plt Kepala DPPPA Kabupaten Mamuju, Herlina, Selasa, 8 Februari 2022.

Herlina mengungkapkan, dari hasil koordinasi tersebut, pihak kepolisian menyarankan agar ada psikolog untuk pelaku karena pelaku mengalami hiperseks.

"Jadi, kami sudah melakukan pendampingan terhadap pelaku dengan psikolog," katanya.

Ia juga mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan pendampingan terhadap korban pencabulan yang dilakukan pimpinan salah satu Ponpes di Mamuju Sulbar itu.

"Satgas dari provinsi dan kabupaten sudah turun ke lokasi melihat situasi dan kondisi yang ada di Ponpes tersebut," kata Herlina.

Kata dia, dari hasil pengecekan yang dilakukan Satgas tersebut, Ponpes tempat terjadinya kasus pencabulan, memang jauh dari pemukiman warga.

"Jadi, kami juga akan turun untuk mencari informasi dari korban, karena kami dengar mereka masih dalam kondisi trauma dan masih takut bertemu dengan orang lain," katanya.

Begitu pula dengan keluarganya, kata Herlina, yang merasa malu karena menganggap peristiwa yang dialami merupakan sebuah aib.

"Kami berusaha memberikan edukasi, pemahaman dan motivasi kepada orang tua korban," kata Herlina.

Ia mengimbau kepada seluruh orang tua korban untuk tetap melaporkan kasus tersebut.

"Kami harus berusaha sehingga tidak ada pihak keluarga yang tidak mau melaporkan peristiwa yang dialami anaknya, karena masih ada hubungan keluarga sama pelaku," katanya.

Untuk diketahui, DPPPA membuka posko pengaduan jika peristiwa kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak kembali terjadi.

"Jadi, kami memiliki P2TP2A, setiap ada kasus tetap kami yang dampingi," kata Herlina. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya