Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Gatot Nurmantyo mengingatkan bahwa utang luar negeri pemerintah Joko Widodo atau Jokowi sudah terlalu besar, sehingga akan menjadi beban bagi generasi yang akan datang.
"Bahkan negara kita ketahui bersama telah dililit utang yang sangat besar dan akan menjadi beban bagi beberapa generasi mendatang," ujar Gatot Nurmantyo saat menjadi pembicara di kanal YouTube Refly Harun, dikutip Opsi, Jumat, 11 Februari 2022.
Selain itu, menurut Gatot, praktik demokrasi di Indonesia sangat liberal, lebih parah dari Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Gatot Nurmantyo: Pemerintah Jokowi Cacat Moral, Gagal Sejahterakan Rakyat
Dia berujar, efek dari menjalankan demokrasi liberal ialah melahirkan sistem pemerintahan dan politik yang tidak berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan berbangsa dan bernegara.
"Lebih liberal dari asal demokrasi itu sendiri dari Amerika Serikat," ucapnya.
Dia pun mewanti-wanti, negara sebesar Uni Soviet saja bisa bubar. Maka itu, ia memandang stabilitas politik dan keamanan dalam negeri perlu dibenahi.
"Kita harus berkaca dari negara besar komunis Uni Soviet. Siapa yang menyangka negara yang begitu besar kuat bubar pada tahun 1991, hanya bertahan 74 tahun saja," tutur Gatot.
Baca juga: Saat Jadi KSAD, Gatot Nurmantyo: Jangan Sampai Jadi Pelacur Politik!
Dia merasa harus berkata jujur apa adanya bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia belakangan ini tidak dalam kondisi baik-baik saja, karena terlalu kuat intervensi dari elite politik.
"Yang saya katakan stabilitas dalam negeri ini terganggu. Pada hebatnya persoalan mendasar yang dihadapi bangsa ini adalah pilihan demokrasi yang aneh bin ajaib, ditetapkan oleh elite politik saja dan telah jauh melenceng dari konstitusi proklamasi kemerdekaan dan UUD 1945," ujar dia.
Dia menilai rezim pemerintah Jokowi telah gagal menyejahterakan rakyat. "Inilah yang berakibat pada praktik demokrasi yang buruk," kata Gatot Nurmantyo lagi. []