News Jum'at, 11 Februari 2022 | 11:02

Gatot: Jokowi Tak Terkontrol, MPR Hanya Bersuara Ketika Anggarannya Dikurangi

Lihat Foto Gatot: Jokowi Tak Terkontrol, MPR Hanya Bersuara Ketika Anggarannya Dikurangi Mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Gatot Nurmantyo. (foto: YouTube).

Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Gatot Nurmantyo menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah berjalan sendiri dalam menjalankan tongkat pemerintahannya alias tidak dikontrol oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Menurutnya, MPR yang diketuai Bambang Soesatyo (Bamsoet) hanya akan bersuara apabila anggarannya dikurangi.

Gatot memandang praktik demokrasi di Indonesia yang demikian telah mengkhianati prinsip dasar demokrasi, yakni trias politika.

"Presiden sekarang tidak dikontrol oleh MPR. Dia (Jokowi) berjalan sendiri saja, MPR hanya diam saja dan bersuara ketika anggarannya dikurangi," kata Gatot Nurmantyo saat menjadi pembicara di kanal YouTube Refly Harun, dikutip Opsi, Jumat, 11 Februari 2022.

Baca juga: Gatot Nurmantyo: Pemerintah Jokowi Cacat Moral, Gagal Sejahterakan Rakyat

Sedangkan DPR, menurut dia, hak konstitusi dan kewenangannya juga telah dilucuti.

"Sudah dikebiri lewat Undang-undang Nomor 2 tahun 2020 tentang kondisi kedaruratan Covid-19, (DPR) hanya bisa berdiam diri," katanya.

Gatot menambahkan, legislatif juga sudah masuk dalam pelukan eksekutif, di mana 82% sudah menjadi koalisi kabinet gemuk. Hanya ada satu atau dua partai saja yang menjadi oposan.

"Sehingga dukungan DPR kepada presiden ini tidak mungkin mereka melakukan check and balance," ucapnya.

Baca juga: Gatot: Besarnya Utang RI Jadi Beban Bagi Generasi Mendatang

Gatot menekankan, kondisi demikian tentu saja tidak baik, terlebih diwarnai juga beban politik berbiaya tinggi akibat ketetapan threshold dalam pemilihan legislatif dan eksekutif di seluruh tingkatan.

Di sisi bersamaan, dalam pemilihan yudikatif yakni kejaksaan, hakim, dan kepolisian sangat ditentukan oleh legislatif dan eksekutif.

"Sehingga trias politica jadi tunggal politica. Itulah yang dikatakan munculnya antara pengusaha dengan penguasa menjadi satu, yang kita sebut oligarki. Dan tentunya untuk melanggengkan dominasi ekonomi dan kekuasaan," kata dia.

"Jadi memang kondisi di negeri kita sekarang ini demikian ekonomi dan kekuasaannya dipegang oleh segelintir orang saja," ujar Gatot Nurmantyo lagi. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya