Hiburan Selasa, 08 Juli 2025 | 20:07

Hasil Penelitian BIMA Dikti, Kerugian Ekonomi akibat Pembajakan Film Mencapai Rp 2 Triliun

Lihat Foto Hasil Penelitian BIMA Dikti, Kerugian Ekonomi akibat Pembajakan Film Mencapai Rp 2 Triliun Potensi kerugian akibat pembajakan film Indonesia mencapai Rp 2 Triliun. ( Foto: ist)
Editor: Rio Anthony

Jakarta - Tim penelitian Terapan BIMA Dikti yang dipimpin oleh Dr. Daniel Susilo, seorang akademisi dan peneliti bereputasi internasional, hari ini memaparkan hasil riset mengkhawatirkan yang menunjukkan potensi kerugian ekonomi tahunan akibat pembajakan film di Indonesia lebih dari Rp 2 triliun.

Temuan ini diungkapkan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Uji Pendahuluan Alat Ukur dan Modul dengan Stakeholder dan Badan Perfilman Indonesia" yang diselenggarakan di Novotel Gajah Mada, Jakarta.

FGD ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan utama industri perfilman Indonesia, antara lain AVISI (Asosiasi Video Streaming Indonesia), APROFI (Asosiasi Produser Film Indonesia), APFI (Asosiasi Perusahaan Film Indonesia).

IFDC (Indonesian Film Director Club), GPBSI (Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia), KFT Indonesia (Persatuan Karyawan Film Indonesia), Direktur Film, dan Animasi Ekraf.

Direktur Film, Musik dan Media Kementerian Kebudayaan, Lembaga Sensor Film (LSF), dan Prosfisi (Asosiasi Program Studi Film Indonesia).

Dr. Daniel Susilo: Sosok di Balik Riset Komprehensif Pembajakan Film
Riset ini diketuai oleh Dr. Daniel Susilo, Dosen Lektor Kepala (Associate Professor) yang memiliki rekam jejak akademis dan riset yang luas.

saat ini juga aktif sebagai Research Fellow di INTI International University Malaysia. Pengalamannya sebagai Visiting Researcher di Waseda University, Jepang (2019-2020) dan Leiden University, Belanda (2018), memberikan bobot dan kredibilitas mendalam pada penelitian ini.

Didukung oleh tim peneliti yang solid, yaitu Dr. Endik Hidayat dari BRIN, serta Dr. Hilarius Bambang Winarko dan Marchelina Febe S, yang menyupport dari sisi Psikometri. riset ini dilakukan secara komprehensif.

Temuan Kunci:

Potret Perilaku Menonton dan Faktor Pendorong Pembajakan Penelitian yang dilakukan pada tahun 2023 dan 2024 terhadap 1200 responden di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bali ini mengungkap data-data krusial:Prevalensi Pembajakan:

Sebanyak 31,9% responden mengaku menonton atau mengakses sinema melalui cara ilegal.

Motif Utama:

Alasan ekonomis menjadi pendorong utama (56,5%), diikuti oleh pilihan jenis film (39,1%Faktor Pendorong: Kepraktisan dan keterjangkauan akses menjadi faktor pendorong utama pembajakan (65%), disusul oleh rendahnya literasi hak cipta, kemudahan menemukan konten ilegal, dan kurangnya kesadaran akan dampak negatif.

Lokasi Akses:

Mayoritas responden (78,3%) mengakses konten ilegal dari rumah.

Meskipun pembajakan marak, riset ini juga menemukan secercah harapan. Mayoritas responden (91,6%) menyatakan suka dengan film buatan sineas Indonesia dan 84,7% merasa kualitas film Indonesia sudah setara dengan film dari negara lain.

Dalam paparannya, Dr Daniel Susilo mengajukan Model LAP: Solusi Holistik Melawan Pembajakan Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti yang dipimpin Dr. Daniel Susilo mengembangkan "Model Literasi-Apresiasi-Preventif (LAP)", sebuah solusi terintegrasi yang ymenggabungkan tiga pilar.

"Pembajakan adalah musuh bersama yang mengancam keberlanjutan ekosistem ekonomi kreatif. Kerugian lebih dari 2 triliun bukanlah angka yang main-main," ujar Dr. Daniel Susilo.

Model LAP yang kami kembangkan tidak hanya berhenti pada edukasi, tetapi juga membangun apresiasi dan mendorong langkah-langkah preventif yang konkret. Ini adalah upaya sinergis yang melibatkan teknologi, kebijakan, dan peran aktif komunitas.

Penelitian ini menargetkan peningkatan pemahaman hak cipta sebesar 25% dan penurunan potensi akses ilegal sebesar 15%.

Melalui uji coba lapangan dan pengembangan luaran strategis, tim peneliti berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi masa depan industri perfilman Indonesia yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Uji coba model ini bekerja sama dengan Badan Perfilman Indonesia di Lima Kota utama di Indonesia, yakni Jakarta, Medan, Makassar, Bandung dan Surabaya selama Juli- September 2025. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya