Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menghentikan impor daging sapi/kerbau yang berasal dari negara yang belum bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Hal ini dilakukan sebagai bentuk penanganan terhadap PMK, lantaran jumlah ternak sapi yang terpapar telah mencapai sekitar 40.000 ekor.
"Kan sampai hari ini bahwa, PMK kita ini berasal dari negara mana? Belum ada. Dari impor daging sapi? daging kerbau? Belum ada. Nah, yang paling utama kita meminta seluruh impor daging sapi dan kerbau dari daerah yang rawan PMK, yang belum bebas PMK enggak boleh lagi," kata Dedi di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Kamis, 2 Juni 2022.
Diketahui, negara-negara yang belum bebas PMK yakni Brazil, India, Ethiopia. Sementara, negara wilayah Asia Tenggara yang belum bebas PMK adalah Malaysia dan Thailand.
Sementara untuk negara yang sudah bebas PMK itu negara seperti Australia dan Selandia Baru.
Dia menegaskan, penanganan terhadap PMK diperlukan, lantaran Hari Raya Iduladha akan berlangsung sebentar lagi. Menurutnya, hal ini diperlukan untuk menjaga persediaan hewan sapi di pasaran.
Namun, lanjutnya, di lapangan hingga saat ini belum juga ada penanganan yang dilakukan terkait peraturan distribusi hewan ternak.
"Nah sampai hari ini kan kita tidak melihat bagaimana langkah-langkah di lapangan yang dilakukan terhadap distribusi sapi-sapi yang di daerah yang sudah terpapar kan? tidak terlihat penyekatan, kemudian juga apa namanya pemusnahan dengan penggantian kan belum ada sampai hari ini," ujarnya.
Politisi Partai Golkar ini juga khawatir ada hewan ternak yang terpapar PMK yang bergerak dari satu kota ke kota lainnya melalui pergerakan distribusi hewan ternak.
"Sampai sekarang kan mana sih ada mobil lewat bawa sapi diberhentikan di jalan? Untuk kemudian diperiksa mana bebas vaksin? Kayak dulu. Mana sudah divaksin apa belum? Gitu kan. Untuk vaksin kan belum ada, hasil pemeriksaan dokternya benar enggak? Negatif, kan enggak ada. Gimana kita enggak khawatir?" ucap Dedi.[]