Siantar - Komunitas Konco Lawas Family (KLF), sebuah komunitas peminum kopi di Kok Tong Pematangsiantar, melakukan bakti sosial di Panti Asuhan Tabitha Care, Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Rabu, 4 September 2024.
Penasihat KLF, Ater Siahaan, mengatakan bakti sosial ini merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang membutuhkan.
"Selain kebersamaan minum kopi setiap pagi di Kok Tong, bersenda-gurau, KLF juga ingin menunjukkan kepedulian bahwa di luar sana masih banyak anak-anak tak beruntung. Kita bisa memberi sedikit dari yang ada agar anak-anak itu juga merasakan kegembiraan," ujar Siahaan.
Siahaan menyebut bakti sosial KLF ini mengambil tema "Mengasihi Bukan dengan Perkataan Tetapi dengan Perbuatan dalam Kebenaran, yang tertulis dalam 1 Yohanes 3:18.
Sementara itu, Pdt. Riando Napitupulu, anggota KLF, yang menyampaikan kotbah dalam kebaktian singkat di acara bakti sosial itu, menyampaikan kepada anak-anak panti asuhan bahwa lahir itu tidak bisa memilih.
"Kita tidak bisa memilih dilahirkan oleh siapa, di mana, dari keluarga kaya atau miskin. Itu adalah takdir. Tua dan mati juga adalah takdir. Mau kaya atau miskin, pada akhirnya akan tua dan mati," kata Pdt. Riando.
Karena itu, dia mengajak anak-anak panti asuhan untuk tetap semangat dan sungguh-sungguh menjalani firman Tuhan.
Komunitas Konco Lawas Family (KLF). (Foto:Istimewa)
Menurutnya, tak perlu menyesali kenapa dilahirkan dengan kondisi tanpa orang tua, yang penting tetap percaya bahwa firman Tuhan bisa mengubah nasib manusia.
"Firman Tuhan punya kuasa mengubah," katanya.
Dalam acara ini, KLF memberikan beragam kebutuhan anak panti asuhan, mulai dari 11 karung beras, 7 kotak mi instan, 10 papan telur, dan lainnya.
KLF atau Konco Lawas Family adalah sebuah komunitas peminum kopi setiap pagi di Kedai Kopi Kok Tong Jl. Cipto, Pematang Siantar.
Komunitas ini mulai terbentuk sekitar tiga tahun lalu karena sering bersama setiap pagi minum kopi di Kok Tong, terutama di meja paling luar di sisi Jl. Cipto.
Orang-orang yang ikut dalam komunitas ini berasal dari beragam profesi mulai dari kontraktor, pedagang, wiraswasta, ASN, pengusaha, wartawan, dan lainnya.
Setiap bulan, komunitas ini mengadakan makan bersama untuk mempererat kebersamaan. Juga secara periodik melakukan wisata rohani, seperti ke Samosir beberapa waktu lalu.
Komunitas ini tak punya struktur organisasi, sehingga tak punya susunan pengurus. Tak ada ketua, hanya ada penasihat sebagai sesepuh di komunitas dan seorang bendahara yang bertugas mengumpulkan sumbangan sukarela dari anggota. []