Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md dalam sebuah pernyataan publik menyebut bahwa potensi kecurangan di Pemilu 2024 tetap terbuka.
Hal ini kemudian dia pertegas saat berbicara di salah satu program talkshow televisi swasta nasional pada Rabu, 31 Mei 2023.
Mahfud menegaskan, kecurangan dalam pemilu selalu terjadi sejak Orde Baru hingga masa Reformasi dan saat ini.
"Karena selama pemilu orde baru hingga orde reformasi selalu ada kecurangan," katanya.
Dia kemudian mengklarifikasi bahwa pernyataannya yang disebut tak ubahnya sebagai pengamat, karena tidak bertindak jika menemukan kecurangan.
"Nah ini juga yang harus saya klarifikasi, karena sebuah media seperti Metro TV itu menulis membuat bedah editorial gitu ya, bahwa itu mengada-ada Pak Menko Polhukam itu kok seperti pengamat, kok tidak bertindak kalau sudah tahu," tuturnya.
"Lha ini sudah bertindak, karena saya ini hakim, itu hasil tindakan saya, itu semua pemilu itu ada yang curang," imbuhnya.
Hanya saja bentuk curangnya kata dia berbeda. Kalau saat ini modelnya horizontal. "Kalau sekarang horizontal, partai ini mencurangi partai ini di daerah ini, yang curang partai ini dan ini, partai itu," katanya.
"Kalau orde baru saya bilang yang curang dari atas ABRI, birokrasi, dan Golkar itu mengatur kemenangan, sejak tahun sebelumnya udah selesai pemilu itu. Nah, sekarang gak, semua boleh berimprovisasi, berkampanye, termasuk nyuap, termasuk curang gitu," bebernya.
Itu sebabnya kata dia, langkahnya saat ini ada hakim (MK,red).
"Waktu saya menyatakan itu bahwa setiap pemilu curang, tapi curangnya itu di tingkat bawah antara kontestan atau antar pendukung," ungkapnya.
Dia memberi contoh, seorang calon itu membayar di tempat pemungutan suara atau TPS.
"Misalnya Mas Andi bersaing dengan saya. Saya dapat suara 5.000, Mas Andi 4.000. Sama-sama ndak dapat (kursi,red). Suara Mas Andi dibeli oleh saya dengan persetujuan ketua TPS. Itu kan murah, yang atas yang tadinya menang jadi kalah," ungkapnya.
Putusan kasus kecurangan seperti itu kata Mahfud, ditemukan dan itu terjadi cukup banyak.
"Bukan hanya satu, kalau satu mungkin kebetulan itu. Itu setiap pemilu selalu gugatannya ke MK," tandas Mahfud.
Untuk Pemilu 2024, Mahfud berkeyakinan kecurangan tetap akan terjadi. Layaknya perzinaan, dan permalingan yang selalu ada.
"Makanya ada hukum. Sama, kecurangan pemilu saya bilang jangan bermimpi ada pemilu ndak curang, enggak mungkin," tukas dia. []