Medan - Bripka Arfan Saragih, anggota kepolisian di Polres Samosir, Sumatra Utara, meninggal dunia di Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan.
Kematian personel Satuan Lalu Lintas Polres Samosir itu mengandung keanehan. Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea pun meminta Kapolri dan Kadiv Propam menarik kasus ini dari Polda Sumut.
Bunuh Diri
Versi Polres Samosir, Bripka AS disebut bunuh diri. Dia dituduh terlibat penggelapan uang wajib pajak kurang lebih Rp 2,5 miliar di Samsat Samosir UPT Pangururan.
Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman dalam keterangan pers pada Selasa, 21 Maret 2023, menyampaikan hasil autopsi dan pemeriksaan luar dalam kedokteran forensik.
Menyebut kematian Bripka Arfan Saragih karena bunuh diri dengan meminum cairan sianida.
"Hasil pemeriksaan dokter forensik, Bripka AS meninggal akibat minum cairan sianida," ucapnya.
Tubuh Bripka Arfan Saragih ditemukan tewas di tebing curam Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, oleh sesama rekan polisi.
Saat ditemukan, katanya di dekat jenazah ada botol minuman bersoda berwarna keruh yang diduga telah dicampur racun sianida dan botol diduga berisi serbuk racun.
BACA JUGA: Kembalikan Dompet Hotman Paris, Edi Sanjaya Bakal Dapat Hadiah dari Pemilik Mal Tempatnya Bekerja
Pada jarak 80 sentimeter dari tubuh korban ditemukan juga tas berwarna hitam, di dalamya terdapat 19 BPKB dan 25 STNK.
Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman mengatakan, Bripka AS terlibat penggelapan pajak di UPT Samsat Pangururan diduga melibatkan Bripka Bripka Arfan Saragih dan empat oknum Pegawai Harian Lepas Dispenda Samosir.
Menurut Yogie, tindakan penggelapan ini sudah mulai sejak tahun 2018. Jumlah warga yang menjadi korban dalam penggelapan ini sudah mencapai 300 orang WP (Wajib Pajak) yang tidak disetorkan kepada Dispenda Bank Sumut.
"Atas dasar laporan dari korban-korban, pada 31 Januari 2023 Polres Samosir melakukan proses penyelidikan. Tentu saja dari pihak internal melakukan pemeriksaan melalui Kasi Propam," terangnya.
Keluarga Tidak Percaya
Kekecewaan mendalam menyelimuti pihak keluarga almarhum Bripka Arfan Saragih pasca pihak kepolisian memaparkan hasil autopsi.
Keluarga almarhum Bripka Arfan Saragih didampingi kuasa hukumnya, Dolin Siahaan yang diundang resmi untuk menghadiri konferensi pers, sangat kecewa.
Ibunda dan ayah Bripka Arfan Saragih, serta istri almarhum Jeni Simorangkir, menangis histeris di Polres Samosir.
Jeni Simorangkir kepada wartawan mengatakan, sudah membayar uang sebesar Rp 750 juta, terkait permasalahan pajak kendaraan di Samsat Pangururan.
"Kami bahkan sudah menjual satu unit rumah tinggal yang berada di Desa Sianting-anting, Kecamatan Pangururan," sebutnya.
Ia menambahkan, bersama almarhum suaminya sudah meminjam uang ke pihak bank dan sudah disetorkan ke pihak Samsat Pangururan.
BACA JUGA: Perempuan Ini Ngadu ke Hotman Paris, Tidur di Masjid Biar Bisa Ikut Ujian PPAT
Jeni yang masih trauma akibat kematian suaminya mengungkapkan, sampai sekarang belum mempercayai kematian suaminya.
"Anak-anak juga masih menganggap bahwa bapak masih hidup," kata dia sedih.
Diterangkan juga, sebelum kematian Arfan Saragih, mereka berupaya meminjam uang sampai menjual rumah.
"Tapi yang terjadi setelah uang terkumpul, justru suami saya ditemukan meninggal," sebutnya lagi.
Kuasa Hukum keluarga Arfan Saragih, Dolin Siahaan, saat diberikan kesempatan oleh pihak kepolisian, mempertanyakan jenis zat yang menyebabkan kematian.
Namun ketika ditanyakan, zat yang menyebabkan kematian korban, dipesan dari mana dan diberikan oleh pihak mana, hal ini tidak dijelaskan.
Lapor Polda
Merasa janggal dengan kematian Bripka Arfan Saragih, pihak keluarga membuat laporan ke Polda Sumut. Laporan pengaduan keluarga ke Polda Sumut dilakukan pada Jumat, 17 Maret 2023.
Laporan keluarga Bripka Arfan Saragih ke Polda Sumut tertuang dalam surat tanda terima laporan polisi (STTLP/B/340/III/2023/SPKT/Polda Sumatera Utara).
BACA JUGA: Hotman Paris Beber Seorang Bocah SD Jadi Budak Seks Oknum Polisi di Cirebon
Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak melalui Kabid Humas Kombes Pol Hadi Wahyudi pada Jumat, 24 Maret 2023 mengatakan, saat ini perkara tersebut sudah ditangani Polda Sumut, sebagaimana dilansir dari Liputan6.
Hotman Atensi
Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea mengatakan, misteri kematian polisi Bripka AS di Tanah Batak, yakni di Pulau Samosir dipindahkan pemeriksaannya dari Polda Sumut ditarik ke Mabes Polri
"Karena sepertinya ada keanehan dalam kematian tersebut, seperti ada kaitannya dengan masalah yang dia hadapi belakangan ini terkait dengan sesama oknum polisi di kepolisian di mana dia bekerja. Kok tiba-tiba seorang oknum polisi makan racun sianida, aneh bin ajaib," kata Hotman melalui akun Instagramnya, Sabtu, 25 Maret 2023.
"Mohon pada bapak Kapolri dan bapak Kadiv Propam untuk membongkar siapa di belakang, dalam kematian tersebut agar ditarik pemeriksaannya ke Mabes Polri. Kalau di Medan rasa-rasanya masih sangat dekat kepolisian di Samosir, harus lebih objektif di Jakarta, Mabes Polri," tukasnya. []