News Jum'at, 01 Juli 2022 | 08:07

PPIH Ungkap Sederet Masalah yang Sering Dihadapi JCH asal Indonesia di Arab Saudi

Lihat Foto PPIH Ungkap Sederet Masalah yang Sering Dihadapi JCH asal Indonesia di Arab Saudi Ilustrasi umat Islam melaksanakan ibadah haji di Mekkah, Saudi Arabia. (foto: ist).
Editor: Rio Anthony

Jakarta - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengungkap sederet masalah yang sering dihadapi para Jemaah Calon Haji (JCH) asal Indonesia di Arab Saudi.

Kepala Seksi Petugas dan Keamanan Jemaah, Kolonel Muftil Umam mengatakan, masalah umum yang paling sering JCH alami adalah tidak tahu jalan pulang ke hotel. Namun, Muftil menyebut masalah ini sudah tidak separah dulu.

"Hampir tidak ada risti (pelindungan), seperti tahun 2019 yang luar biasa. Dimana pada 2019, hampir ada 200 jemaah tersesat, sekarang paling banyak 20. Ini sama teman-teman langsung diatasi. Kalau ada jemaah yang tersesat. Linjam wajib membantu sampai titik bus pengantaran," ujar Muftil dalam keterangannya di laman resmi Kemenag dikutip Jumat 1 Juli 2022.

Masalah di dalam Masjidil Haram pun juga dinilai cukup minim. Hanya kasus kecil saja yang terjadi, seperti jemaah yang merokok dan ketidaktahuan yang menyebabkan jemaah menggunakan kereta dorong ilegal.

Sejauh ini tidak ada masalah yang dilaporkan melibatkan otoritas kerajaan Arab Saudi.

"Ada satu-dua masalah. Ada jemaah yang merokok. Ada yang merokok di sekitaran sai, habis sai langsung merokok, sehingga didatangi Askar," kata dia.

Muftil juga menjelaskan beberapa hal yang wajib diperhatikan para jemaah haji saat menunaikan ibadah haji.

"Pertama, soal tingkah laku yang susah di ubah, soal rokok. Kedua, membawa uang. Kadang jemaah suka menaruh sesuatu misalnya bawa uang, tasnya ditinggal saat wudhu, terus lupa. Yang penting lagi, jaga kesehatan kurangi ke luar hotel menyambut Armuzna," kata dia.

Untuk lebih memberikan rasa aman kepada JCH, PPIH juga melakukan kerja sama dengan personel TNI/Polri untuk melakukan pengamanan.

Meski beridentitas sebagai prajurit TNI/Polri, mereka tidak mengenakan seragam militer, melainkan mengenakan jas putih dan hitam seperti petugas haji lainnya.

"Personel kita perkuat di Masjidil Haram demi memberikan rasa aman. Sebelumnya, sektor khusus Masjidil Haram personel 10. Saat ini ditambah 19 jadi 29 personel. Ini yang khusus personel dari TNI/Polri," ungkapnya.

Waktu shift personel di Masjidil Haram juga bertambah menjadi tiga shift dengan masing-masing durasi delapan jam, yang sebelumnya hanya dua shift dengan durasi masing-masing 12 jam.

Selain TNI/Polri terdapat juga petugas lainnya yang berjaga di sektor khusus Masjidil Haram berjumlah 80 orang.

Muftil menjelaskan tugas para personel atau yang biasa disebut Linjam (perlindungan jemaah) ini adalah untuk membantu jemaah yang tersesat, membantu jemaah agar tidak menggunakan jasa kereta dorong ilegal hingga membantu jemaah yang kehilangan sandal.

"Termasuk kereta dorong kita juga arahkan dan sosialisasikan untuk kereta dorong yang resmi. Kami juga punya banyak sandal untuk membantu jemaah yang kehilangan sandal," ujar Muftil. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya