Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra bertandang ke rumah kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis, 6 April 2023.
Pertemuan keduanya berlangsung kurang lebih satu jam. Sebagai sahabat lama, Prabowo dan Yusril banyak membahas isu Tanah Air terkini.
Prabowo dalam kesempatan berbicara menyebut mengenal Yusril hampir 40 tahun lamanya.
Menurut Menteri Pertahanan itu, kurang lebih satu tahun lagi akan dilaksanakan Pemilu 2024.
Maka wajar dan perlu pimpinan parpol sebagai wakil rakyat yang menjalankan atau memperjuangkan aspirasi dan harapan rakyat, intensif melakukan silaturahmi politik.
Prabowo mengatakan, politik kita dan sudah disampaikan saat ngobrol dengan Yusril, hendaknya adalah politik di antara keluarga besar.
Demokrasi kita menurut keyakinan Prabowo harus bercirikan kekeluargaan. Demokrasi yang perlu saling mengoreksi, tapi dalam kerangka, dan suasana kekeluargaan.
BACA JUGA: Prabowo Subianto Buka Pintu untuk Perindo Gabung Koalisi Besar
"Jangan ada saling menghujat, saling mengejek, hal-hal yang negatif, yang tidak perlu dan tidak cocok dengan budaya Indonesia," katanya.
Prabowo menegaskan, pertemuan dengan Yusril adalah pertemuan kawan lama. Namun meski kawan lama, belum tentu setiap saat sependapat.
"Sering kita beda pendapat, tapi kita harus tetap bersahabat," katanya.
Yusril kesempatan itu sampaikan terima kasih ke Prabowo dan pengurus Partai Gerindra yang berkenan menerima kunjungan pengurus PBB.
Yusril mengaku ngobrol satu jam lebih hal-hal santai dan serius dengan Prabowo. Hal itu kata dia membawa makna berarti bagi PBB.
"Untuk membangun kerja sama erat antara PBB dan Gerindra, dengan melihat ke depan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara," ungkapnya.
Sesuai dengan visi misi Prabowo dalam melihat persoalan bangsa saat ini, maupun terkait adanya krisis Barat dengan Rusia.
Tapi yang penting bagi Indonesia adalah bagaimana para pemimpin bangsa dapat saling bersatu dan bekerja sama serta tidak tercerai berai.
Persatuan para pemimpin itulah yang akan memberikan sumbangan besar bagi tetap bersatunya bangsa dan negara.
Yusril mengaku sudah lama tak bertemu dengan Prabowo. Cerita juga saat Prabowo menangani krisis saat 1998.
BACA JUGA: Jokowi Singgung Elektabilitas Prabowo di Acara PAN dan Rencana Ajak Zulkifli Hasan ke Pasar
Sering bertemu saat Prabowo di Kopassus maupun di Kostrad, sampai akhir masa pemerintahan Presiden Soeharto.
"Kami sepakat untuk melihat ke depan. Tidak melihat ke belakang, meski melihat ke belakang kadang perlu juga untuk mengoreksi langkah-langkah kita," terangnya.
Yusril mengaku kadang ada salah paham dan miskomunikasi dengan Prabowo, namun ke depan akan terus diperbaiki.
Dengan lancarnya komunikasi maka hubungan baik akan terus ditingkatkan, di masa yang akan datang.
Soal pemilu yang sebentar lagi dilaksanakan, menurut Yusril, sudah ada ancang-ancang untuk koalisi pilpres walaupun semua masih cair.
PBB kata dia terbuka sebagaimana sikap Partai Gerindra terbuka kerja sama dengan partai mana pun. Juga menyambut baik terbentuknya berbagai koalisi yang sudah ada sekarang dalam membangun koalisi besar.
"Artinya koalisi besar itu semua menyatu supaya tidak ada lagi sesuatu yang di luar, dan itu memang sesuatu yang ideal, demokrasi khas Indonesia yang dilandasi persaudaraan dan kegotongroyongan, tidak ada oposisi yang frontal tapi kritik dan sikap kritis pasti akan ada. Tidak mungkin demokrasi tanpa kritik dan perbedaan, tapi yang bukan frontal dan menimbulkan konflik," terangnya.
Prabowo saat usai menjawab pertanyaan sejumlah wartawan, secara seloroh menyebut `kebangetan` jika PBB tidak mendukung dirinya.
"Kalau PBB kali ini tidak dukung saya, kebangetan," katanya, disambut gela tawa wartawan dan politisi dua partai yang hadir. []