Maluku - Polisi mengungkap kematian Yonaz Izaak 46 tahun, akibat penembakan misterius di area hutan perbatasan Desa Hulaliu dan Aboru di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku kemungkinan berkaitan dengan konflik antara kedua desa tersebut yang terjadi sebelumnya. Polisi saat ini masih menyelediki hal tersebut.
"Sebelumnya memang ada konflik antardesa bertetangga itu sehingga aparat kita sudah tempatkan di sana," kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Muhammad Roem Ohoirat, Selasa 15 Februari 2022.
Roem mengatakan konflik antara kedua desa tersebut terjadi sekitar tiga Minggu yang lalu. Kesalahpahaman diduga menjadi pemicu ketegangan antar kedua desa itu.
Kedua kelompok warga nyaris bentrok, namun, polisi segera diturunkan untuk meredam emosi kedua kelompok massa.
"Desa Hulaliu sama Desa Aboru. Sebelumnya ada kesalahpahaman di antara mereka sehingga ada semacam membuat situasi agak panas," ungkap Roem.
Roem mengatakan penembakan ini memicu kembali konsentrasi massa di perbatasan desa. Akibatnya, personel gabungan TNI-Polri diturunkan untuk mencegah konflik terjadi.
"Kemarin ketika kejadian itu aparat kita juga sudah ada di sana. Ada Dirkrimum, ada Kapolresta, ada semua di sana," kata Roem.
"Personel masih disiagakan di sana. Bahkan pagi ini kita tambahkan personel 1 kompi di tempat itu," ungkap Roem.
Sementara itu, polisi masih melakukan penyelidikan terhadap pelaku. Ia menuturkan saat ini belum ada bukti yang menjelaskan bahwa penembakan ini berhubungan dengan konflik yang sebelumnya terjadi.
"Pelaku dan motif penembakan, masih belum tahu, masih didalami. Kita belum ada fakta-fakta menunjukkan demikian," tutur Roem.
Ia meminta masyarakat Maluku untuk tidak mudah terpancing isu-isu yang belum tentu benar. Ia menegaskan pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus penembakan misterius yang menewaskan Yonaz.
"Tetap mengimbau masyarakat Maluku, mari sama-sama kita jaga daerah kita yang sebelumnya itu dikenal sebagai daerah berkonflik dan itu sudah memudar. Saat ini mari sama-sama jaga sehingga stigma negatif itu tidak muncul lagi tidak dicap lagi kepada orang Maluku," pungkas Roem. []