Pilihan Kamis, 04 September 2025 | 02:09

Profil Acil Bimbo, Maestro Musik Folk Akustik Asal Bandung

Lihat Foto Profil Acil Bimbo, Maestro Musik Folk Akustik Asal Bandung Musisi senior, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah, atau yang lebih dikenal sebagai Acil Bimbo. (Foto: Istimewa)
Editor: Eno Dimedjo

Jakarta - Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah, yang lebih dikenal sebagai Acil Bimbo, adalah sosok legendaris dalam dunia musik Indonesia. Lahir di Bandung pada 20 Agustus 1943, Acil tumbuh dalam keluarga berdarah seni dan budaya.

Acil merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara, dan sejak usia muda telah menunjukkan ketertarikan pada dunia musik. Perjalanan karier Acil dimulai sejak masa SMA, ketika ia dan sang kakak, Sam Bimbo, membentuk band bernama The Aulas.

Setelah bubar, mereka sempat mendirikan Aneka Nada bersama Guntur Soekarnoputra, namun grup itu tidak bertahan lama.

Titik balik terjadi pada tahun 1966, saat Acil, Sam, dan Jaka membentuk grup musik Bimbo, yang kelak menjadi ikon musik Indonesia. Nama "Bimbo" sendiri diberikan oleh sutradara TVRI, Hamid Gruno, sebuah kata yang berarti "bagus".

Awalnya, Bimbo menghadapi tantangan besar. Musik mereka yang bernuansa Latin Flamenco sempat ditolak oleh perusahaan rekaman Remaco pada 1969.

Namun, kesempatan tampil di Singapura membuka jalan bagi mereka untuk merekam album perdana di bawah label Fontana milik Polydor pada 1970. Album tersebut sukses besar dan mengukuhkan posisi Bimbo di industri musik.

Musisi senior, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah, atau yang lebih dikenal sebagai Acil Bimbo. (Foto: Istimewa)

Bersama Bimbo, Acil menciptakan banyak lagu yang tak hanya indah secara musikal, tetapi juga sarat makna. Lagu-lagu seperti Sajadah Panjang, Melati dari Jayagiri, Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya, dan Tuhan menjadi warisan budaya yang abadi.

Lirik-liriknya puitis, menyentuh isu sosial, dan bernuansa religius, menjadikan Bimbo sebagai grup musik yang unik dan berpengaruh.

Di luar panggung, Acil juga dikenal sebagai sosok intelektual. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjadjaran pada 1974 dan melanjutkan pendidikan kenotariatan hingga lulus pada 1994.

Kepeduliannya terhadap isu sosial dan lingkungan membawanya mendirikan LSM Bandung Spirit, yang aktif dalam pelestarian budaya dan edukasi lingkungan. Ia bahkan sempat menyuarakan isu privatisasi udara dalam Konferensi Asia Afrika ke-60 pada 2015.

Acil juga dikenal sebagai figur keluarga yang hangat. Ia menikah dengan Ernawati dan dikaruniai empat anak serta sejumlah cucu, termasuk Adhisty Zara dan Hasyakyla Utami, yang dikenal sebagai mantan anggota JKT48.

Dalam keluarga, ia akrab dipanggil "Kiyang”" atau "Aki Sayang" dan dikenal sebagai sosok penyayang dan bijak.

Pada 1 September 2025, Acil Bimbo menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, pukul 22.13 WIB, setelah berjuang melawan komplikasi kanker selama setahun. Ia wafat dalam usia 82 tahun, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan dunia musik Indonesia.

Jenazahnya dishalatkan di Masjid Al Mualimin dan dimakamkan di TPU Cipageran, Cimahi. Kepergiannya menjadi kehilangan besar, namun warisan musik dan nilai-nilai kehidupan yang ia tinggalkan akan terus hidup dalam hati para penggemarnya.

Baca juga: profil-ricky-siahaan-seringai-sosok-penting-media-dan-dunia-musik-indonesia">Profil Ricky Siahaan Seringai, Sosok Penting Media dan Dunia Musik Indonesia

Baca juga: Musisi Kakek Adhisty Zara, Acil Bimbo Meninggal Dunia

Acil Bimbo bukan hanya seorang musisi, tetapi juga seorang pemikir, aktivis, dan teladan. Ia membuktikan bahwa musik bisa menjadi medium untuk menyuarakan kebaikan, menyentuh hati, dan membangun peradaban. Selamat jalan, maestro. Namanya, akan selalu dikenang. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya