Jakarta - Prof Ari Kuncoro kembali menjadi sorotan. Jika dulu karena rangkap jabatan dan memanggil BEM Universitas Indonesia (UI) lantaran kritis kepada Presiden Jokowi, kali ini terkait harta kekayaannya.
BEM UI diketahui mempersoalkan kenaikan harta kekayaan Prof Ari. Harta kekayaannya tercatat naik sebesar Rp 35 miliar dalam 3 tahun menjabat.
Dikutip dari situs e-LHKPN KPK pada Senin, 29 Agustus 2022, Prof Ari melaporkan harta kekayaannya pada 29 Maret 2019, senilai Rp 27.873.760.038.
Kala itu Ari Kuncoro masih duduk di posisi Dekan FEB UI. Dari jumlah itu, nilai Rp 14.918.000.000 kekayaannya tercatat dalam bentuk tanah dan bangunan yang berada di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Depok.
Prof Ari juga memiliki harta berbentuk alat dan mesin senilai Rp 1.075.000.000, di antaranya mobil Mercedes C 200 keluaran tahun 2012, Toyota Fortuner keluaran tahun 2018, dan Toyota Innova keluaran tahun 2018.
Dalam laporan tahun 2019 tersebut Prof Ari tercatat tak memiliki utang. Dia memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp 135.000.000, surat berharga Rp 1.231.113.300 dan kas Rp 10.514.646.738 sehingga total hartanya sebesar Rp 27.873.760.038.
Prof Ari memperbarui laporan LHKPN per 29 Maret 2021. Saat itu ia sudah menjadi Rektor UI. Harta kekayaannya senilai Rp 52.478.724.275.
Kemudian, dalam laporan LHKPN per 26 Maret 2022, harta Prof Ari menjadi Rp 62.321.869.525. Sampai saat ini dia masih menjabat sebagai Rektor UI.
Profil
Prof Ari menjabat Rektor UI Periode 2019-2024 sesuai SK nomor: 020/SK/MWA-UI/2019 tentang Pemberhentian Rektor UI Periode tahun 2014 – 2019 dan Pengangkatan Rektor UI Periode tahun 2019-2024.
Dia terpilih melalui Pemilihan Rektor UI oleh Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) pada 25 September 2019.
Baca juga:
Fantastis, Dalam 3 Tahun Harta Ari Kuncoro Bertambah Rp 35 Miliar
Sebelum pimpinan di UI, Prof Ari adalah Komisaris Utama Bank Negara Indonesia (BNI). Diangkat saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BNI pada 2 November 2017.
Kemudian pada 2020 diangkat menjadi Wakil Komisaris Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI pada 18 Februari 2020.
Lahir di Jakarta pada 28 Januari 1962. Kuliah S1 di Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UI mengambil konsentrasi bidang ekonomi moneter. Lulus dan mendapatkan gelar sarjana pada 1986.
Melanjutkan pendidikan hingga mendapatkan gelar Master of Arts dari University of Minnesota pada 1990 dan gelar S3 dari Brown University pada 1994.
Sosoknya dikenal sarat kontroversi. Saat naik jadi Rektor UI, pada 20 Oktober 2020, mencopot wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan, Prof Rosari Saleh.
Kemudian mengangkat penggantinya Prof Abdul Haris. Prof Rosari keberatan dengan pemecatan dirinya hingga melayangkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
Dia juga menjadi sorotan publik karena pada Juni 2021, dia memanggil beberapa pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa UI.
Hal itu dilakukannya menyusul unggahan BEM UI berjudul Jokowi: The King of Lip Service.
Dia juga dinilai melanggar Pasal 35 statuta UI karena merangkap jabatan sebagai Komisaris BRI. Lalu pada 22 Juli 2021, secara resmi dia mundur dari Wakil Komisaris BRI. []