Yogyakarta - Kericuhan terjadi di kawasan Babarsari, Caturtunggal, Sleman, Yogyakarta, Senin 4 Juli 2022 kemarin. Seorang pelajar berinisial KP (18) menjadi korban atas kejadian ini.
KP menderita luka akibat serangan yang dilakukan suatu kelompok di Babarsari.
Ayah korban, Heru Nugroho menjelaskan kronologi kejadian ini. Bermula ketika mampir ke kantor Heru, Firma DHEN & Partners di kompleks pertokoan Kledokan Raya nomor 68, Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman, Senin pukul 11.30 WIB.
"Anak saya (KP) yang sedang berada di kantor saya tiba-tiba kirim pesan kalau di sekitar kantor rusuh, ada perusakan dan pembakaran. Karena situasi ricuh, dan banyak massa yang membawa senjata tajam, maka saya minta berdiam diri di dalam kantor dulu," kata Heru saat dihubungi, Selasa 5 Juli 2022.
Heru mengira, berdiam diri di dalam kantor akan membuat KP aman dari sasaran amuk massa. Namun ternyata, kantornya juga menjadi sasaran kelompok itu.
Lemparan batu dari arah barat kantor membuat KP panik dan spontan keluar dari kantor untuk mengamankan diri.
"Tapi belum sampai keluar kantor, sudah ada hantaman batu-batu besar lagi sehingga mengakibatkan kaca-kaca kantor hancur semua. Pada saat itu, beberapa serpihan kaca mengenai lengan kiri KP hingga sobek dan berdarah-darah," ucapnya.
Tidak hanya itu, KP juga menderita luka pada dada dan rusuk kiri akibat batu-batu besar yang dilontarkan kelompok penyebab kericuhan tersebut. Akibatnya KP menderita memar dan sesak nafas.
Heru mengatakan, massa yang berjumlah 5-10 orang kemudian masuk ke dalam kantornya. KP sempat diancam akan dibunuh oleh massa tersebut dengan mengarahkan pedang ke arah leher korban.
"Kamu saya bunuh kamu, kamu jangan ikut-ikut video-video. Kamu saya bunuh nanti," kata Heru menirukan kesaksian KP.
"Karena kondisi mencekam, membuat KP shock dan memohon ampun kepada massa untuk dibebaskan, sampai ada salah satu orang yang mengamankan dan memberi kesempatan KP lari dari lokasi meninggalkan kantor yang hancur," bebernya.
KP diselamatkan seseorang kemudian dievakuasi ke penginapan terdekat. Setelah itu, ia dibawa ke Rumah Sakit JIH untuk mendapatkan perawatan.
Heru sendiri telah melaporkan kejadian ini ke Polda DIY. Ia berharap kepolisian dapat menuntaskan perkara ini agar dapat memberi rasa aman kepada masyarakat.
"Saya berharap aparat penegak hukum bisa mengusut tuntas kasus ini, jujur saya prihatin dan kecewa dengan perilaku sejumlah oknum kelompok masyarakat ini, karena sangat merugikan kami yang sama sekali tidak tahu menahu akan persoalan mereka," pungkasnya.
Disisi lain, Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto mengonfirmasi adanya laporan tersebut.
"Yang bersangkutan melaporkan atas peristiwa penganiayaan dan pengeroyokan. Penganiayaan itu dialami oleh anak (pelapor), inisial KP," kata Yuli.
Yuli mengatakan pelapor dalam hal ini melaporkan orang tak dikenal (OTK) atas penganiayaan yang dilakukan terhadap KP.
"Memang di dalam LP ini pelakunya atau terlapornya masih dalam lidik. Sehingga bisa saya katakan terlapor itu tidak dikenal oleh pelapor maupun oleh anaknya," tutur dia.
Namun, Yuli menjelaskan pihaknya belum dapat memastikan apakah pengeroyok korban merupakan kelompok yang sama dengan kelompok yang terlibat kericuhan di kawasan Babarsari kemarin. Yuli mengatakan pihaknya akan terus melakukan penyelidikan.
"Kemarin ada peristiwa itu (kericuhan), ini saya belum tahu. Tempat persisnya kantor (pelapor) ini saya belum tahu persis apakah ini masuk dalam area tempat yang dilewati kelompok massa itu atau bukan saya belum tahu," tutupnya. []