Pilihan Senin, 06 Juni 2022 | 11:06

Sound of Bumi Turang, Kolaborasi dan Komposisi Bunyi-bunyian dari Tanah Karo

Lihat Foto Sound of Bumi Turang, Kolaborasi dan Komposisi Bunyi-bunyian dari Tanah Karo Roadshow Lake Toba Traditional Music Festival Kabupaten Karo membawakan karya musik dengan tajuk "Sound of Bumi Turang" yang dikomposeri oleh Brevin Tarigan, Jumat, 3 Juni 2022. (Foto: Ojax)
Editor: Tigor Munte

Medan - Tanah Karo yang dikenal dengan sebutan `Bumi Turang`, menyimpan banyak bunyi-bunyian. 

Musisi Karo Brevin Tarigan menyebut, bunyi-bunyian itu berasal dari tubuh manusia. Berupa teriakan dan bunyi tubuh.

Hingga kemudian diwujudkan dalam instrumen seperti bambu (keteng-keteng) dari tahap sederhana hingga tahap yang lebih tinggi, yakni logam.

Bunyi-bunyian itu menjadi sebuah komposisi musik, yang terdiri tiga bagian, yang masing-masing terinspirasi dari repertoar yang ada di Tanah Karo.

Tempo lambat terinspirasi dari repertoar Simalungen rayat, tempo sedang terinspirasi dari repertoar Odak-odak, dan tempo cepat terinspirasi dari repertoar Patam-patam. 

Bunyi-bunyian lebih jauh bisa dikolaborasikan dengan musik-musik lainnya sehingga akrab di telinga pendengar.

Hal itu terlihat dalam aksi `Sound of Bumi Turang` di Open Stage Taman Mejuah-juah, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatra Utara pada Jumat, 3 Juni 2022.

Brevin sendiri yang mengkomposeri perpaduan bunyi-bunyian dari Tanah Karo dan musik lainnya.  

Dalam menyajikan karya musik Sound of Bumi Turang, dihadirkan orkestra dari grup Cadenza Chamber Music dengan jumlah 11 orang. 

Merupakan hasil kolaborasi 40 anak sanggar-sanggar di Tanah Karo, yaitu Sanggar Mbuah Page, Sanggar Sora Kemulihen, dan Sanggar Arih Ersada. 

Baca juga:

Menanti Ritus Bebunyian dan Golden Sunset di Bukit Singgolom Toba

Melibatkan juga 9 orang personel grup musik Detradisi dari Medan dan 6 orang dari kelompok Eta Margondang, yang memiliki kekuatan musik dari 4 puak yang ada di Danau Toba, yakni Toba, Karo, Simalungun, dan Pak-pak. 

Lake Toba Traditional Music 

Brevin menyebut, repertoar ini digarap dalam waktu sebulan sebelum disajikan kepada khalayak roadshow Lake Toba Traditional Music Festival Kabupaten Karo. 

Dibutuhkan energi yang besar selama melatih repertoar apalagi pemainnya terdiri dari lintas umur dan kelompok musik yang berbeda. 

Aksi Sound of Bumi Turang di Berastasi, Kabupaten Karo, Sumara Utara pada Jumat, 3 Juni 2022. (Foto: Ojax)

Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata Munarta Ginting mengatakan, mencintai musik tradisi adalah tanggung jawab bersama. 

Maka dari itu sudah sepatutnya masyarakat Karo untuk melestarikan, menjaga, dan memperkenalkan musik tradisi kepada anak dan wisatawan yang berkunjung ke Karo. 

Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang turut bangga atas terselenggaranya Lake Toba Traditional Music Festival di Karo. 

Ia mengatakan event ini sebagai ajang untuk memperkenalkan tradisi Karo khususnya musik tradisi. 

Retno Raswaty perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengungkapkan Lake Toba Traditional Music Festival adalah ajang untuk memperdengarkan musik tradisi dari Danau Toba untuk Indonesia. 

Sebagai salah satu warisan tak benda, Retno berharap musik tradisi tetap lestari dan dikonsumsi masyarakat. 

Lake Toba Tradisional Musik Festival ini merupakan rangkaian dari Festival Musik Tradisi Indonesia program dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Film, Musik, dan Media Baru bekerja sama dengan Rumah Karya Indonesia. 

Ojax Manalu Direktur Rumah Karya Indonesia menjelaskan, ini merupakan roadshow kedua dari Lake Toba Tradisional Festival setelah melakukan roadshow yang pertama di Kabupaten Dairi pada 20-21 Mei lalu. 

"Puncaknya akan dilaksanakan pada 3 - 5 Agustus di tiga desa di Kabupaten Toba," kata Ojax. 

Ojax berharap melalui Lake Toba Traditional Music Festival ini, musik-musik tradisi terkhusus musik tradisi dari 4 puak yang ada di Danau Toba dikenal, bahkan diakrabi telinga-telinga masyarakat Indonesia. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya