Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) membuat surat terbuka kepada Elon Musk dan Tesla Inc, meminta agar rencana investasi berbasis nikel di Indonesia dihentikan.
Surat terbuka itu dilayangkan pada Sabtu, 30 April 2022, seperti terlihat di situs Walhi. Dalam surat terbuka tersebut, disampaikan sejumlah alasan dan fakta penolakan industri berbasis nikel.
Selain berdampak pada kerusakan lingkungan, industri nikel juga memunculkan kriminalisasi terhadap warga.
Walhi mengungkap upaya kriminalisasi terhadap kelompok masyarakat yang menolak wilayahnya dirusak oleh pertambangan nikel.
Tiga warga di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara yang melakukan protes atas operasi pertambangan nikel PT Gema Kreasi Perdana yang ada di bawah Harita Group, telah mendapat panggilan dari pihak kepolisian dengan tuduhan menghalang-halangi aktivitas pertambangan.
Pada kasus lainnya pada 10 Maret 2022, Masyarakat Adat Lingkar Tambang PT Vale Indonesia Tbk yang melakukan aksi unjuk rasa menyampaikan pendapat di muka umum untuk menuntut perbaikan tata kelola perusahaan nikel tersebut, direspons aparat keamanan dengan tindakan represif dan penangkapan para aktivisnya.
Setidaknya ada empat orang yang ditahan oleh pihak kepolisian pasca aksi unjuk rasa warga tersebut.
selain itu, Walhi dalam surat terbuka tersebut mengungkap kehadiran industri nikel juga akan mengancam kehidupan kelompok rentan (perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas).
Fakta menunjukkan bahwa industri pertambangan telah berdampak pada pencemaran air, pencemaran udara, perampasan tanah dan menghilangkan wilayah kelola rakyat, termasuk wilayah kelola perempuan.
Baca juga:
Walhi Surati Elon Musk dan Tesla, Tolak Investasi Berbasis Nikel di Indonesia
Padahal akibat sistem budaya patriarki, perempuan masih dibebankan tanggung jawab dalam memainkan peran domestik yang kemudian dipaksakan menjadi peran keseharian perempuan dalam menyediakan pangan, air bersih, energi dan kebutuhan dasar lain khususnya untuk keluarga.
Peran-peran ini menurut Walhi, mengharuskan perempuan lebih banyak bersentuhan dengan sumber daya alam, tanah, hutan dan sumber-sumber air, sehingga kerusakan sumber daya alam ini akan langsung dirasakan perempuan.
Bahkan pencemaran air, tanah dan udara yang diakibatkan adanya industri nikel akan berdampak pada gangguan kesehatan, terutama kesehatan reproduksi perempuan. Pencemaran air dapat mengakibatkan gangguan reproduksi perempuan, termasuk munculnya kanker serviks dan kelainan pada janin.
Disebutkan, dalam kasus di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara, limbah pertambangan nikel yang berakhir di pesisir atau laut menyebabkan kerusakan terumbu karang yang terus meluas.
Nelayan di Kecamatan Wawonii Selatan dan Wawonii Tenggara melaporkan adanya penurunan hasil tangkapan ikan setelah adanya proyek tambang nikel di tempat mereka yang menyebabkan penurunan pendapatan harian mereka hingga lebih dari 50 persen.
Hal ini menyebabkan beban perempuan nelayan menjadi lebih berat karena harus bekerja lebih lama supaya perekonomian keluarga dapat terus berjalan. Mereka harus bangun sebelum pukul 03.00 pagi untuk menyiapkan perbekalan melaut.
Saat suami melaut, perempuan nelayan harus bekerja ekstra mendapatkan penghasilan ekonomi tambahan.
Setelah suami mereka pulang membawa hasil tangkapan, mereka harus memilih dan memilah ikan, sebagian mereka jual dan sebagian lagi dikonsumsi untuk keluarga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, setelah kehidupan ekonomi semakin sulit, mereka harus bekerja lebih dari 17 jam per hari. Sebelum adanya tambang, mereka tak lebih dari 10 jam bekerja sebagai perempuan nelayan. []