Jakarta - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan pihaknya memperbantukan seorang dokter forensik untuk melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J di Jambi, Rabu, 27 Juli 2022.
"Kami siapkan satu saja, kalau mau tambah juga boleh," kata Jenderal Andika, di Mabes TNI, Jakarta, Minggu, 24 Juli 2022.
Mantu eks Kepala BIN, A.M Hendropriyono itu menjelaskan, dokter yang disiapkan merupakan permintaan dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia.
Baca juga: Usai Cecar 32 Pertanyaan, Polisi Sita HP Kekasih Brigadir J
Andika juga memastikan tidak ada arahan khusus untuk menentukan siapa dokter yang bergabung dalam proses autopsi Brigadir J.
"Dokter F ini dipilih karena memiliki kompetensi di bidangnya," ujarnya.
Menurut dia, dokter tersebut dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dan menjadi pilihan perhimpunan tersebut.
Baca juga: Terungkap Temuan Brigadir J Akan Dibunuh Jika Naik ke Atas
Andika mengakui walapun belum ada komunikasi resmi, pihaknya telah siap dengan sumber daya manusia serta fasilitas pendukung berupa rumah sakit jika nantinya dibutuhkan.
"Saya menitipkan pesan, jaga kredibilitas, jaga integritas. Intinya keilmuan dan objektivitas harus jadi prioritas," ujarnya pula.
Sebelumnya, tim kuasa hukum keluarga Brigadir J menyampaikan ada kejanggalan kematian terkait kronologi tewas karena baku tembak.
Sebab, terdapat sejumlah luka sayatan, memar dan luka membiru, luka di leher diduga dilukai dengan benda tertentu, serta luka pada jari dan kaki.
Baca juga: Pengacara Berang Nama Ahok Diseret Kasus Brigadir J
Kecurigaan atas luka-luka di tubuh Brigadir J tersebut mendorong pihak keluarga membuat laporan polisi ke Bareskrim Polri atas dugaan pembunuhan berencana dan meminta dilakukan autopsi ulang.
Johnson Panjaitan, tim kuasa hukum keluarga Brigadir J, di lokasi prarekonstruksi di TKP rumah Irjen Ferdy Sambo mengatakan, kegiatan prarekonstruksi yang digelar oleh Polda Metro Jaya adalah untuk dua laporan polisi terkait pelecehan dan penodongan, bukan laporan dugaan pembunuhan berencana yang dilaporkan pihaknya.
“Kami masih berkeyakinan ini bukan cuma tembak-menembak ini ada penganiayaan dan juga lokasinya tidak di sini (TKP),” kata Johnson. []