Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dea Tunggaesti menyampaikan surat terbuka kepada pengamat politik Rocky Gerung, terkait wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
Dea mengaku sudah mendengar pernyataan Rocky Gerung yang menyinggung PSI dalam acara Adu Perspektif yang disiarkan detikcom berkolaborasi dengan Total Politik pada Rabu, 2 Maret 2022 kemarin.
"Saya berterima kasih atas komentar Bapak yang menyebut pernyataan saya sebagai pernyataan yang dungu dan bodoh. Komentar yang saya terima dengan lapang dada mengingat saya yakin komentar tersebut pasti datangnya dari seorang yang sangat pintar dan pastinya super cerdas," kata Dea meneruskan keterangannya, Selasa, 8 Maret 2022.
Dia menegaskan, hal yang disampaikannya dalam rilis sebenarnya sudah jelas. Bagi PSI, memperpanjang masa jabatan presiden dengan menunda Pemilu adalah sesuatu yang inkonstitusional.
"Ini adalah pelajaran dasar di SD," ujarnya.
Lebih lanjut, Dea menyebut bahwa pernyataannya adalah sebuah tanggapan atas realitas politik yang telah dinyatakan secara terbuka oleh partai-partai yang ada di parlemen, yang ingin memperpanjang masa jabatan presiden tanpa melalui pemilihan umum.
"Inilah yang kami kritik, inilah yang kami tolak. Inilah cara kami memperjuangkan tegaknya konstitusi agar Pak Jokowi terlindungi secara konstitusional," tuturnya.
Lantas, dia mengingatkan Rocky Gerung bahwa salah satu ciri negara demokrasi adalah terselenggaranya pemilihan umum setiap 5 tahun sekali.
Sebab, menurut doktor ilmu hukum ini, menunda pemilu tanpa alasan yang bersifat force majeur justru akan mencederai demokrasi.
Untuk itu, PSI ingin kembali mengingatkan pentingnya menempuh jalur konstitusional dalam perjuangan politik.
"Apabila kelak, pada akhirnya partai-partai di parlemen yang saat ini PSI tidak ada di sana, kemudian melakukan amandemen konstitusi, dan membuka ruang bagi Pak Jokowi untuk maju kembali di Pemilu 2024, di mana rakyat bisa secara bebas memilih Pak Jokowi ataupun kandidat lain, maka tanpa ragu kami pasti akan mendukung Pak Jokowi paling pertama dan terdepan karena jelas prestasi dan kerja kerasnya buat rakyat Indonesia," katanya.
"Sebagaimana hasil survei yang menyatakan bahwa lebih dari 70 persen rakyat Indonesia puas terhadap kinerja Pak Jokowi," ujar dia menambahkan.
Dea menyatakan, biarkanlah dirinya dan 70 persen lebih rakyat Indonesia tetap menjadi dungu di mata Rocky, sebab penilaian tersebut adalah kebencian yang sifatnya subjektif dan personal terhadap Jokowi dan para pendukungnya.
"Semestinya Rocky bisa belajar dari Prabowo dan Sandiaga, walaupun dulu pertarungan mereka begitu keras melawan Jokowi saat Pemilu, tapi saat Pemilu usai, mereka dengan ksatria justru ikut membantu Jokowi di pemerintahan. Artinya apa? Mereka ikut berkontribusi membangun negara, sementara apa ya yang Bapak lakukan?" tanya dia.
"Satu hal lagi, Pak, sedungu-dungunya saya, saya tidak akan pernah membangun rumah yang sertifikatnya bukanlah milik saya," ucap Dea Tunggaesti menambahkan.
Sebelumnya, Rocky Gerung angkat bicara terkait pernyataan PSI menyoal alasan mendukung masa jabatan presiden selama tiga periode.
"Berita gila adalah PSI menolak penundaan tetapi pro 3 periode. Jadi gue lihat ini PSI makin bego setelah Faldo (Staf Khusus Mensesneg) pindah ke Istana. Kan aneh, dungu," kata Rocky dalam acara Adu Perspektif yang disiarkan detikcom berkolaborasi dengan Total Politik, Rabu, 2 Maret 2022.[]