News Selasa, 18 Oktober 2022 | 15:10

Ketum Pemuda Muhammadiyah Sebut Sabam Sirait Layak Jadi Pahlawan Nasional 

Lihat Foto Ketum Pemuda Muhammadiyah Sebut Sabam Sirait Layak Jadi Pahlawan Nasional  Buku berjudul Politik Itu Suci; Pemikiran dan Praktik Politik Sabam Sirait. (Foto: Twitter)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto menilai sosok Sabam Sirait adalah politisi yang bermetamorfosis menjadi seorang negarawan. Dia layak didaulat menjadi Pahlawan Nasional.

Hal itu dikatakan Sunanto ketika menjadi pembicara dalam webinar yang digelar Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) bertajuk In Memoriam: Sabam Sirait di Mata Pemuda dikutip Opsi dari Youtube DPP GAMKI pada Selasa, 18 Oktober 2022.

Menurut Sunanto, Sabam adalah bagian dari garda terdepan dalam menjaga bangsa Indonesia, menjadi satu kesatuan dan keutuhan. 

"Saya kira itu adalah spritinya bahwa Bang Sabam adalah politisi yang memperjuangkan pluralisme, gotong royong, kemanusiaan universal, serta demokrasi persatuan dalam keberagaman, tentu dalam bingkai Pancasila," tutur dia.

"Bang Sabam adalah seorang tokoh politik yang bermetamorfosis menjadi seorang negarawan," imbuh pria yang karib disapa Cak Nanto tersebut.

Maka dari itu, dia meyakini dan termasuk anak muda yang menganggap bahwa Sabam Sirait layak mendapat gelar pahlawan nasional dengan perjuangan dan konsistensinya.

Pendapat serupa disampaikan pembicara lainnya, yakni Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma.

Stefanus mengakui, Sabam Sirait seperti halnya politisi-politisi senior, suaranya cukup berat, berkarisma, dan berwibawa. 

Baca juga:

In Memoriam Sabam Sirait, Yasonna: Bang Sabam Mengajarkan Saya Berpolitik Secara Kristiani

Tetapi juga ada candaan ala politisi senior yang selalu bisa dilihat pada sosok Gus Dur dan tokoh-tokoh lain, seperti Kiai Haji Hasyim Asy`ari.

"Bukti nyata bahwa politik menjadi jalan pengabdian beliau," tuturnya.

Dia mengatakan, tidak banyak politisi hari ini yang mampu bertahan dengan era atau masa dari zaman Orde Lama hingga sekarang, tetapi cukup eksis dan kontributif terhadap pemikiran. 

"Baik pada saat beliau lantang bersuara secara verbal atau melalui tulisan dan pandangan-pandangan di dalam media massa dengan suara khasnya beliau yang cukup berat dan singkat padat. Politik ini, beliau menggunakannnya sebagai sesuatu yang suci," tandas Stefanus.

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto. (Foto: Ist)

Disebutnya, merujuk buku-buku referensi politik, diketahui bahwa politik adalah jalan untuk melakukan sebuah perubahan. Politik adalah jalan untuk berbicara tentang kemaslahatan masyarakat banyak.

"Atau kalau bicara tentang bagaimana kita mengenali politik ini adalah jalan untuk keadaban publik. Ini yang dipraktikkan oleh almarhum Pak Sabam, mulai dari beliau meniti karier pertama sebagai politisi di dalam dunia praktis hingga beliau meninggal," ujarnya.

Stefanus kemudian menyatakan sepakat untuk mendorong bagaimana tokoh sekaliber Sabam Sirait bisa mendapatkan gelar pahlawan nasional. 

"Bangsa ini kan milik semua, jadi nilai ajaran, spirit, semangat Pak Sabam selama beliau aktif dari muda hingga beliau tutup usia, itu selalu dilanjutkan kami anak muda ini," tandasnya. 

Sabam Gunung Panangian Sirait atau lebih dikenal dengan Sabam Sirait adalah sosok politikus ulung dan senior yang pernah ada di Indonesia. 

Lahir pada 13 Oktober 1936 di Tanjung Balai, Sumatra Utara, Sabam meninggal dunia pada 29 September 2021 di Rumah Sakit Siloam Lippo Village.

Mengenang sosok Sabam Sirait, DPP GAMKI menggelar webinar menghadirkan sejumlah pembicara. 

Diawali sambutan dari Ketua Umum DPP GAMKI Willem Wandik, dihadirkan sebagai keynote speaker Prof. Yasonna Hamonangan Laoly yang merupakan Menteri Hukum dan HAM RI.

Ada juga testimoni dari Wakil Menteri ATR/BPN RI yang merupakan politisi PSI, Raja Juli Antoni. Sedangkan pembicara, diantaranya Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto.

Kemudian, Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum Gema Mathlaul Anwar (Gema MA) Ahmad Nawawi, dan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda, dengan moderator Dodisutarma Lapihu dari DPP GAMKI. []



Berita Terkait

Berita terbaru lainnya