Pilihan Sabtu, 04 Juni 2022 | 17:06

Marakkat Tunjang, Olahraga Tradisional Orang Batak yang Nyaris Punah

Lihat Foto Marakkat Tunjang, Olahraga Tradisional Orang Batak yang Nyaris Punah Olahraga tradisional Marakkat Tunjang dipertandingkan di Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Sabtu, 4 Juni 2022. (Foto: Tangkapan Layar Halak Batak TV)
Editor: Tigor Munte

Samosir - Marakkat Tunjang, adalah sebuah pertandingan olahraga tradisional di Tanah Batak, termasuk di Kabupaten Samosir, Sumatra Utara.

Pertandingan atau permainan ini biasa digunakan anak-anak lelaki tahun 80-an. Kini olahraga ini nyaris punah, persisnya sudah tidak dimainkan anak-anak lagi.

Marakkat Tunjang berasal dari kata Batak, marakkat artinya diangkat dan tunjang artinya tendang atau sepak.

Marakkat tunjang dimainkan oleh dua pasangan anak laki-laki yang akan saling beradu tendangan. 

Satu pasangan terdiri dari dua orang anak, di mana satu anak naik ke bagian belakang anak yang satu lagi.

Nah, anak yang naik di bagian belakang, akan saling adu tendangan dengan lawannya. Sedangkan anak yang di depan atau yang menggendong, fungsinya sebagai penyangga.

Permainan ini lazim dimainkan anak-anak secara sportif. Mereka biasanya tidak akan menendang bagian wajah atau tubuh sensitif lawannya. 

Permainan ini sepertinya dihidupkan kembali oleh Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) Kabupaten Samosir.

Baca juga:

Ayo ke Desa Wisata di Humbang Hasundutan, Kampung Kelahiran Sisingamangaraja

Mereka menggelar acara pertandingan olahraga tradisional masyarakat di Pantai Siriaon dan Sigurgur Beach, Kecamatan Pangururan, Sabtu, 4 Juni 2022. 

Sejumlah pelajar SD di Kabupaten Samosir ikut bertanding dalam Marakkat Tunjang tersebut. 

Aturan yang disampaikan dalam pertandingan, yakni penendang dilarang menendang yang menggendong, dan dilarang menendang bagian wajah lawan.

Pemenang dalam pertandingan, yakni yang mengumpulkan poin terbanyak. Satu poin diberikan kepada pasangan yang berhasil membuat lawannya keluar dari arena pertandingan.

Poin juga diberikan kepada pasangan yang berhasil menendang jatuh lawan.

Poin kemudian diberikan kepada pasangan yang wajahnya kena tendang, karena memang itu dilarang.  

Ketua Kormi Kabupaten Samosir Ria Gurning mengatakan, kegiatan ini merupakan sebuah komitmen untuk mengembalikan kecintaan masyarakat atas olahraga tradisional di Samosir.[]




Berita Terkait

Berita terbaru lainnya