Jakarta - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana, Erna Sofriana Imaningsih mengatakan digitalisasi ekonomi dan kreatif ekonomi akan menjadi motor penggerak bisnis dan keuangan pada masa pascapandemi.
"Diyakini pascapandemi akan terjadi peningkatan dan penguasaan dari seluruh lini kehidupan dengan menggunakan digitalisasi," kata Erna seperti mengutip catatan ANTARA, Sabtu, 30 Juli 2022.
Dia mengatakan struktur ekonomi global dipastikan akan berubah total termasuk Indonesia karena pandemi telah mengubah semua lini kehidupan, termasuk pola perilaku masyarakat, baik dari konsumsi maupun dalam mengelola keuangan.
Selain itu, menurut Erna, pandemi juga berpengaruh terhadap aktivitas pasar saham yang justru semakin diminati oleh sebagian masyarakat.
Dengan fenomena itu, dia mengingatkan para pelaku ekonomi untuk menyikapi dan mengantisipasi perubahan ini dengan melakukan adaptasi maupun transformasi sehingga dapat siap menghadapi segala perubahan zaman.
"Dengan melakukan adaptasi bahkan transformasi sehingga akan terjadi sustainability atau keberlanjutan," ujarnya.
Dia juga mengingatkan para pelaku ekonomi harus mengantisipasi dengan terus mengawal pengelolaan dan perencanaan keuangan masyarakat ke depan.
Ke depan, ia berharap antara praktisi dan akademisi dapat menyebarkan semangat literasi dan edukasi keuangan khususnya terkait dengan layanan investasi, sehingga ke depan akan tercipta investor yang cerdas dalam mengelola dan merencana keuangan.
Dia mengatakan kemudahan transaksi keuangan dan investasi melalui digital selama pandemi juga telah menarik perhatian generasi milenial. Menurutnya, kemudahan ini adalah fenomena yang menarik.
"Proses transaksi yang berbasis online ini menarik perhatian milenial, bisa dilakukan di mana saja, berbisnis, kemudian berinvestasi dengan menggunakan gadget dan teknologi digital," ucap Erna.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada akhir semester I 2022, jumlah Single Investor Identification (SID) telah mencapai 4.002.289 yang didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun, yakni gen Z dan milenial sebesar 81,64 persen dengan nilai aset yang mencapai Rp 144,07 triliun.[]