Jakarta - Refuse Derived Fuel atau (RDF) adalah salah satu solusi menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Dari sampah menjadi bahan bakar, RDF bisa mereduksi penimbunan sampah dan emisi karbon dioksida.
Partai Solidaritas Indonesia atau PSI gencar mendorong penerapan RDF sebagai solusi penanganan sampah terutama di kota-kota besar Indonesia.
Wasekjen DPP PSI Mikhail Gorbachev Dom dalam penjelasannya di kanal medsos PSI menjelaskan bagaimana RDF dapat menjadi solusi masalah persampahan di negeri ini.
Dia menerangkan, RDF adalah teknologi yang mengubah sampah menjadi bahan bakar.
RDF umumnya digunakan pada industri semen, namun bisa juga digunakan menjadi briket untuk bahan pengganti batu bara ataupun sebagai bahan bakar kelompok UMKM.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK menurutnya, sudah melihat potensi RDF serta usaha waste to energy lainnya sebagai solusi zero waste atau bebas sampah.
BACA JUGA: Ketua PSI Giring Ganesha: Bila Diizinkan, Kami akan Datang ke PDIP
"Artinya tidak ada lagi sampah yang ditimbun di TPA, salah satunya karena sampah tersebut jadi bahan baku untuk menghasilkan energi," terangnya dilansir Opsi, Selasa, 8 Agustus 2023.
Namun dengan realitas banyaknya tempat pembuangan sampah atau TPS liar di kota-kota di Indonesia, menurut Mikhail, PSI menilai KLHK harus lebih ambisius dalam menentukan target penggunaan RDF sebagai solusi.
"Harus dipaksakan pada kota-kota besar yang memiliki cukup APBD untuk membangun," terangnya.
Biaya pembangunan RDF saat ini disebutnya, sekitar Rp 90 miliar. Namun, jika dibangun di banyak tempat, biayanya sangat mungkin berkurang menjadi Rp 70 miliar.
Adapun manfaat pembangunan RDF adalah dapat mengolah sampah 150 ton per hari dan mengurangi emisi karbon dioksida sebanyak 19.000 ton.
Bukan hanya itu, pembangunan RD juga akan menurunkan biaya berobat akibat penyakit ISPA karena udara buruk perkotaan yang disebabkan oleh pembakaran sampah yang dilakukan di TPS liar, seperti yang dialami warga Pamulang Permai di Tangerang Selatan.
"Karena itu PSI lewat seluruh kader kami yang duduk menjadi anggota DPRD akan mendorong pemerintah daerah untuk ambil andil dalam penyelesaian masalah persampahan. Salah satunya dengan mempromosikan RDF dan mendorong penegakan hukum untuk mengatasi TPS liar yang ada di daerah," tukas Mikhail.
Salah satu daerah yang sudah menggunakan teknologi ini adalah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Pembangunan dilaksanakan sejak tahun 2017, tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) refuse-derived fuel (RDF) di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) mulai dioperasikan sejak Selasa, 21 Juli 2020.
Fasilitas RDF ini berada pada areal seluas 3 hektare dan merupakan yang pertama kalinya di Indonesia dengan menelan biaya investasi Rp 90 miliar. RDF disebut merupakan tonggak baru dalam penanganan sampah di tanah air.
Pembangunan RDF yang berada di Cilacap melibatkan berbagai kementerian seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kedutaan Besar Denmark-DANIDA, Pemprov Jateng, Pemkab Cilacap dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) yang sebelumnya bernama Semen Holcim.[]