News Sabtu, 30 September 2023 | 15:09

Survei Indikator Politik, PDIP Masih Parpol Teratas dengan 26 Persen

Lihat Foto Survei Indikator Politik, PDIP Masih Parpol Teratas dengan 26 Persen Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei lembaganya pada Sabtu, 30 September 2023.

Untuk partai politik, PDIP masih teratas sebagai pilihan publik, yakni mencapai 26 persen. Survei dilakukan sejak 25 Agustus hingga 3 September 2023.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam keterangan rilis melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, memaparkan hasil temuan survei.

Disebutnya, menjelang masa pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden, terjadi sejumlah perkembangan. 

Satu pasangan bakal capres-cawapres telah dideklarasikan, yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. 

Sedangkan dua bakal capres lain, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masih belum mengumumkan bakal cawapres yang akan mendampingi. 

Sedangkan dari sisi partai politik, partai politik mulai melabuhkan jangkar koalisinya, antara lain Partai Golkar, PAN, dan Partai Demokrat yang merapat ke kubu Prabowo Subianto.

"Di tengah situasi tersebut, sebagian besar pemilih juga tampak sudah memiliki bakal capres idaman," terangnya.

Publik menunjukkan dukungan pada tiga nama bakal capres, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. 

Akan tetapi, dalam berbagai jajak pendapat, dukungan publik pada ketiga nama tersebut tampak fluktuatif, masih bisa berubah, tergantung pada perkembangan situasi saat jajak pendapat dilakukan.

Fluktuasi tersebut kata dia, terjadi meski dukungan pada partai politik secara umum tidak banyak berubah. 

Artinya, partai politik bukan satu-satunya penentu dukungan publik kepada bakal capres.

Menurutnya, perubahan dukungan pada bakal capres menunjukkan bahwa pemilih masih bisa berubah, atau dikategorikan sebagai swing voter. 

Berbagai faktor mempengaruhi dukungan publik, antara lain faktor sosialisasi serta berbagai isu yang mewarnai dinamika elektoral jelang pencapresan.

Populasi survei yang dilakukan lembaganya adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

 Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

BACA JUGA: Survei SMRC: 18 Persen Pendukung Gerakan 212 Pilih Ganjar Pranowo

Kemudian dilakukan oversample di 10 Provinsi yakni Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten masing-masing menjadi 400 responden, Sumatera Selatan dan Lampung masing-masing menjadi 350 responden, Jambi dan Bangka Belitung masing-masing menjadi 300 responden. Sehingga total sampel sebanyak 4090 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. 

Sementara MoE di wilayah Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten dengan masing-masing sampel 400 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±5% pada tingkat kepercayaan 95%.

Sumatera Selatan dan Lampung dengan masing-masing sampel 350 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±5.3% pada tingkat kepercayaan 95%.

Jambi dan Bangka Belitung dengan masing-masing sampel 300 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±5.8% pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). 

Salah satu hasil survei terhadap pemilihan anggota DPR RI diadakan sekarang ini, partai atau calon dari partai mana yang akan dipilih publik.

PDIP paling banyak didukung, 26%. Kemudian Gerindra 12.6%, Golkar 9.2%, PKB 7.5%, PKS 5.2%, Demokrat 5.1%, NasDem 4.8%, PAN 4.5%, PPP 2.4%, Perindo 1.9% dan partai lainnya kurang dari 1%. Sementara sekitar 19% belum menunjukkan pilihan.

PDIP unggul terutama di Jateng-DIY, Jatim, Bali-Nusa, Kalimantan dan DKI Jakarta.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya