News Rabu, 03 September 2025 | 13:09

Universitas Binawan Latih Pemulung Bantar Gerbang Budidaya Maggot, Ubah Sampah Jadi Rupiah

Lihat Foto Universitas Binawan Latih Pemulung Bantar Gerbang Budidaya Maggot, Ubah Sampah Jadi Rupiah Universitas Binawan gelar pelatihan budidaya Maggot di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi. (Foto:Istimewa)

Bekasi - Para pemulung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, mengikuti pelatihan budidaya Black Soldier Fly (BSF) atau maggot pada Sabtu, 30 Agustus 2025.

Kegiatan ini digagas Program Studi Manajemen Universitas Binawan dengan dukungan hibah PkM Kemendiktisaintek 2025.

Pelatihan dilaksanakan di area TPST dengan menggandeng Yayasan Tunas Mulia sebagai fasilitator.

Para pemulung yang sehari-hari menggantungkan hidup dari memilah sampah, dibekali pengetahuan mulai dari siklus hidup lalat BSF, teknik budidaya, hingga pengolahan maggot menjadi produk bernilai ekonomi, seperti pakan ternak dan pupuk organik.

Instruktur menjelaskan maggot BSF mampu mengurai sampah organik dalam waktu singkat. Limbah rumah tangga yang menumpuk bisa terurai cepat, sekaligus menghasilkan larva bernilai jual tinggi.

“Pemulung adalah bagian penting dari ekosistem Bantar Gebang. Melalui pelatihan ini, mereka tidak hanya mengumpulkan sampah, tetapi juga bisa mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat,” ujar Hanif, dosen penyelenggara.

Antusiasme peserta terlihat dari keaktifan mereka bertanya hingga mencoba langsung praktik budidaya. “Kami jadi tahu kalau sampah sisa makanan bisa menghasilkan uang. Kalau bisa dikembangkan, ini bisa menambah penghasilan selain memulung,” kata Eko, salah satu peserta.

Program ini diharapkan tidak hanya membuka peluang ekonomi baru, tetapi juga menekan volume sampah organik di TPST Bantar Gebang.

Dengan metode budidaya maggot, sebagian besar sampah dapat diurai langsung di lokasi, sehingga mengurangi penumpukan sekaligus dampak lingkungan.

Pelatihan budidaya maggot BSF ini diharapkan menjadi langkah awal bagi pemulung menuju kemandirian ekonomi serta terlibat aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Jika berjalan berkelanjutan, model ini bisa menjadi contoh pengelolaan sampah terpadu yang memberi manfaat ganda: lingkungan lebih bersih dan masyarakat lebih sejahtera.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya