News Minggu, 20 Maret 2022 | 13:03

Yandri Susanto Minta Polri Bersikap Tegas ke Para Penista Agama

Lihat Foto Yandri Susanto Minta Polri Bersikap Tegas ke Para Penista Agama Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto. ( Foto: Jaka/Man)

Jakarta - Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto mengharapkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dapat bersikap tegas kepada mereka yang telah menistakan agama.

Yandri menyampaikan itu merespons pernyataan Pendeta Saifuddin Ibrahim yang telah membuat kegaduhan melalui video viral yang meminta 300 ayat Al Quran untuk dihapus dan direvisi.

Hal ini diungkapkan Yandri saat memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi VIII DPR RI ke Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Jumat, 18, Maret 2022 kemarin.

"Di forum yang terhormat ini saya sampaikan, itu yang namanya Pendeta Saifudin Ibrahim yang mengatakan perlunya Al Quran dihapus sebanyak 300 ayat. Dan menyebut Islam sontoloyo termasuk menyebut semua lulusan pondok pesantren terorisme. Saya minta itu polisi menangkap segera," kata Yandri meneruskan keterangannya, Minggu, 20 Maret 2022.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan, apa yang disampaikan oleh pendeta tersebut dinilai menistakan agama Islam. Menurutnya dengan penangkapan pendeta itu maka akan menghindari kegaduhan di akar rumput.

"Jika tidak ditangkap ini akan membuat kegaduhan yang luar biasa. Seperti kita membiarkan orang yang semena-mena tidak tahu aturan, tidak taat azas. Saya khawatir ini kalau tidak ditangkap akan memancing persoalan yang serius di akar rumput,` ujarnya.

Menurutnya, menjelaskan dengan ditangkapnya pendeta Ibrahim maka tidak ada lagi pemuka agama yang di luar kontrol.

"Sekali lagi di forum yang resmi ini saya meminta Kepolisian Republik Indonesia untuk segera menangkap Pendeta Saifudin Ibrahim. Untuk menertibkan segala sesuatu yang menggoncang atau mereduksi toleransi yang selalu kita bangun dan mengedepan untuk terus memelihara Bhineka Tunggal Ika, Pancasila dan UUD 45. Maka itu kalau ditangkap segera membuat republik ini semakin tertib. Jika dibiarkan, saya khawatir akan banyak respons yang liar," ucap Yandri Susanto.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya