News Senin, 19 September 2022 | 14:09

Adian Napitupulu Walkout, Bos MIND ID Pilih ke Bali Ketimbang RDP dengan Komisi VI

Lihat Foto Adian Napitupulu Walkout, Bos MIND ID Pilih ke Bali Ketimbang RDP dengan Komisi VI Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu. (Foto:Istimewa)

Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu walkout dari Rapat Dengar Pendapat dengan MIND ID yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Senin, 19 September 2022.

Diketahui, RDP antara Komisi VII, MIND ID, dan PT Antam Tbk, dijadwalkan membahas perihal produksi baterai yang nantinya digunakan untuk kendaraan listrik di dalam negeri.

Kemarahan Adian Napitupulu berawal dari ketidakhadiran Dirut Mind Id beserta 3 direksinya dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI. MIND ID hanya diwakili oleh satu direksi yaitu Direksi Antar Kelembagaan.

Adian berpandangan, dalam rapat dengar pendapat itu seluruh jajaran direksi beserta dirut seharusnya hadir.

"Harusnya semua hadir karena ini menyangkut pasokan sumber bahan baku untuk industri baterai yang merupakan energi alternatif di masa depan ketika energi fosil semakin tidak ramah lingkungan dan semakin berkurang. Apalagi jadwal RDP ini sudah disusun jauh hari dan disetujui oleh Dirut MIND ID," kata Adian meneruskan keterangannya, Senin, 19 September 2022.

Dia menegaskan, pernyataan keberatannya sudah disampaikan secara terbuka dalam rapat tersebut.

Lebih lanjut, Adian mengaku mendapatkan informasi bahwa dirut dan 3 direksi lainnya saat ini justru sedang berada di Bali untuk mengikuti pertemuan Coal Trans Asia. Di mana pedagang besar batu bara se-Asia berkumpul.

Lantas dia menyesalkan ketika dirut dan para direksi lebih memilih hadir di Bali ketimbang rapat bersama DPR.

"Mengingat jadwal dengan DPR sudah dibuat jauh-jauh hari. Kalaupun dirut tidak bisa hadir setidak-tidaknya 2 atau 3 direksi bisa hadir dalam rapat tadi," ujarnya.

Terkait hal tersebut secara terbuka politisi PDI Perjuangan ini menyampaikan kepada pimpinan rapat bahwa dirinya tidak bersedia mengikuti rapat.

Menurutnya, jika terjadi bentrokan jadwal harusnya bisa di reschedule atau setidaknya dihadiri 2 atau 3 direksi yang terkait dengan pengembangan usaha dan permodalan dalam hal ini direktur keuangan.

"Kalaupun dirut dan direksi lain tidak bisa hadir fisik setidaknya bisa izin untuk hadir virtual," tuturnya.

Untuk itu, dia berharap agar Menteri BUMN dan Presiden mengevaluasi dirut dan direksi MIND ID yang menurutnya tidak menghormati jadwal yang sudah dibuat bersama.

"Hal ini harus menjadi perhatian menteri dan presiden mengingat MIND ID adalah holding bumn pertambangan. Jika dirut dan direksi tidak bisa menghormati DPR sebagai lembaga tinggi negara, mungkin saja suatu ketika dirut dan direksi juga tidak akan menghormati presiden," ucapnya.

Adian menyadari rapat dengan pedagang batu bara di Bali dan menginap di hotel bintang 5 mungkin dengan selingan bermain golf lebih menarik dari pada membahas suplai bahan baku industri baterai.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya