Jakarta - Bandara Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) diresmikan pada 2011 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Gubernur NTB saat itu coba mengusulkan penambahan panjang runway. Sayangnya, ditolak termasuk oleh Angkasa Pura I dengan alasan karena masih bandara baru. Direncanakan baru akan ditingkatkan pada 2029.
Namun kini bandara tersebut sudah ditingkatkan, di mana pesawat berbadan lebar sudah bisa mendarat di sana. Dibangun justru di masa pandemi Covid-19, yakni tahun 2020.
Sekretaris Daerah Provinsi NTB Gita Ariadi menuturkan sedikit cerita soal pembangunan bandara internasional tersebut, saat konferensi pers terkait Penyelenggaraan MotoGP Mandalika, Selasa, 1 Maret 2022 lewat live Zoom dan chanel YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI.
Sekda NTB Gita Ariadi memulai cerita ketika KEK Mandalika ini nyaris terbengkalai selama tiga dekade. Namun dalam beberapa tahun ini menunjukkan geliatnya setelah terbitnya PP 52 Tahun 2014 tentang Penetapan Mandalika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus.
Kemudian selama tiga tahun dalam evaluasi pascaterbitnya PP 52/2014, maka pada 20 Oktober 2017, Presiden Jokowi menyatakan bahwa KEK Mandalika mulai beroperasi dengan berbagai fasilitas investasi dan dukungan dari pemerintah pusat.
"Kemudian pada 11 Maret 2019 KEK Mandalika di Istana Bogor ditetapkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan motogp dan mulai saat itu kementerian dan lembaga dari pusat memberikan dukungan yang sangat signifikan terhadap progres di KEK Mandalika," katanya dalam konfres yang juga dihadiri pihak Kemenko Marivas, Kemenhub dan Kementerian Pariwisata.
Baca juga: Menjaga Impresi 60 Ribu Penonton MotoGP Mandalika 2022
"Tahun 2019 dan 2020 kita terkendala adanya pandemi. Namun dari Kemenhub meski ada Covid-19, tetapi Bandara Internasional Lombok dilakukan peningkatan kapasitas dan kualitas," katanya.
Padahal sebelumnya, sambung Sekda NTB, pada saat peresmian Bandara Internasional Lombok pada tahun 2011, saat itu gubernur menyampaikan keinginan agar Bandara Internasional Lombok runwaynya bisa diperpanjang dari 2,7 kilometer menjadi 3 kilometer.
"Kemudian Presiden SBY saat itu memberikan respons positif mendukung usulan gubernur. Namun pada kenyataannya, ketika kami mengawal proses tujuan tersebut, baik ke Bappenas sampai ke Angkasa Pura I, mendapat jawaban karena ini bandara baru, diharapkan tunjukkan kinerjanya dulu. Sehingga kalaupun Bandara Internasional Lombok harus terbangun maka pembangunan bandara generasi kedua akan terjadi pada 2029," ungkapnya.
Namun berkat adanya motogp, pada tahun 2020 Angkasa Pura I dan Kemenhub melakukan langkah luar biasa justru pada saat adanya pandemi Covid-19.
Terminal domestik diperluas, terminal internasional diperluas, apron dsb sampai juga pada runway yang dulu diusul hanya 3 Km sekarang menjadi 3,4 Km.
"Sehingga tidak ada lagi kendala untuk landing pesawat berbadan lebar di Bandara Internasional Lombok untuk mendukung kegiatan motogp ini," ungkapnya. []