News Rabu, 09 Februari 2022 | 18:02

KH Maman Imanulhaq Minta Ganjar Datang ke Wadas, Selesaikan Masalah dengan Dialog

Lihat Foto KH Maman Imanulhaq Minta Ganjar Datang ke Wadas, Selesaikan Masalah dengan Dialog Anggota Komisi VIII DPR RI yang juga Ketum KITA, KH Maman Imanulhaq. (Foto: Opsi/Dok KH Maman Imanulhaq)
Editor: Yohanes Charles

Jakarta - Kasus wadas memantik perhatian publik. Banyak kalangan prihatin atas unjuk kekuatan aparat negara terhadap masyarakat Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. 

Setidaknya 63 warga ditangkap. Kedatangan aparat diklaim untuk mendampingi tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengukur lahan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener.

Ketua Umum Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), KH Maman Imanulhaq menyayangkan tindakan aparat yang mengedepankan pendekatan represif. 

Kiai Maman sapaan karib KH Maman Imanulhaq pun meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk lekas turun ke lapangan, mendatangi warga Desa Wadas untuk membangun dialog sekaligus juga menenangkan masayarakat yang ketakutan.

"Sebaiknya diselesaikan dengan dialog agar ditemukan solusi terbaiknya. Masyarakat Desa Wadas khususnya dan publik Tanah Air saat ini menunggu langkah Gubernur Ganjar agar masyarakat merasakan kehadiran negara saat-saat genting seperti ini di Wadas," kata Kiai Maman kepada media di Jakarta, Rabu Februari 2022.

Baca juga: Alissa Wahid Desak Kapolda Jateng Bebaskan Puluhan Warga Desa Wadas

Kiai Maman mengerti bahwa pemerintah memiliki tujuan baik dalam pembangunan Bendungan Bener. 

Sayangnya, program pembangunan yang tujuannya menyejahterakan masyarakat itu justru tidak dikomunikasikan secara benar, yang ujungnya masyarakat salah tafsir dan berprasangka buruk terhadap upaya pembangunan.

Kiai Maman yang juga Politisi PKB ini berharap kejadian serupa tidak terulang lagi, apalagi program pembangunan yang tengah digencarkan pemerintah Jokowi ini berujung pada tindakan represif aparat.

Diberitakan media, ratusan personel memaksa masuk dan mengepung Desa Wadas pada Selasa (8/2) pagi. 

Polisi menyusuri desa sambil mencopot sejumlah spanduk yang berisi penolakan tambang batu andesit untuk Bendungan Bener.

Baca jugaKekerasan di Desa Wadas, PBNU: Cerminkan Cara Orde Baru

Polisi juga menangkap puluhan warga yang dianggap melawan. Setidaknya 63 orang ditangkap mulai dari lansia hingga anak di bawah umur.

Kedatangan aparat diklaim untuk mendampingi tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengukur lahan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya