News Kamis, 03 Maret 2022 | 14:03

Kondisi Ekonomi Indonesia Lebih Baik pada Periode Kedua Jokowi

Lihat Foto Kondisi Ekonomi Indonesia Lebih Baik pada Periode Kedua Jokowi Presiden Jokowi. (Foto: Twitter)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) mengungkap, publik menilai kondisi perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, saat ini lebih baik dari periode pertama.

Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry dalam rilis hasil survei menyebut, mengenai kinerja pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, mayoritas publik 70,4 persen menyatakan puas dan sangat puas. 

“Hanya 26,8 persen yang mengaku tidak atau kurang puas terhadap kinerja pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, dan 2,8 persen menjawab tidak tahu atau tidak bisa memberikan tanggapan,” terang Gema, Kamis, 3 Maret 2022.

Mengenai kondisi ekonomi Indonesia saat ini atau pada periode kedua pemerintahan Jokowi, 34,5 persen responden mengaku lebih baik jika dibandingkan pada periode pertama 2014-2019. 

“Hanya 23,1 persen yang menyatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih buruk dari periode sebelumnya dan 42,3 persen menilai sama saja alias tidak ada perbedaan signifikan,” ungkap dia kemudian.

Baca juga: Keberhasilan Presiden Jokowi, Jangan Dirusak Ide-ide Liar

Sedangkan tentang isu-isu atau masalah yang paling mendapatkan perhatian publik, sedikitnya ada lima masalah mendesak yang perlu mendapatkan penanganan segera dari pemerintahan Jokowi.

Di antaranya masalah mahalnya harga sembako 28,5 persen, sulitnya mencari pekerjaan 19,4 persen, jalan atau infrastruktur rusak 17,2 persen, korupsi 11,8 persen, dan penanganan kemiskinan 11.2 persen.

Survei dilakukan LSN pada 12-24 Februari 2022 di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Jumlah sampel dalam survei LSN sebesar 1.537 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara rambang berjenjang (multi-stage random sampling). 

Batas kesalahan (margin of error) +/- 2,5% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen. 

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden dengan bantuan kuesioner.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya