Jakarta - Universitas Binawan kembali melakukan penelitian lanjutan tentang penanggulangan bencana banjir secara holistik di Provinsi DKI Jakarta.
Adapun penelitian sebelumnya telah dilakukan pada tahun 2023 oleh Dr Uci Sulandari (Universitas Binawan), Lulus Suci Hendrawati Skom Msi (Universitas Binawan), Dr Sri Ngesti Mumpuni (Universitas Bungkarno) dan Dr Destika Cahyana (BRIN).
Selanjutnya pada tahun 2024 dalam rangka penulisan pada Artikel Terbit Book Chapter LLDikti Wilayah III , analisis penelitian ini ditambahkan Ai geologi dan analisis kebijakan penanggulangan banjir yang dilakukan oleh Dr Uci Sulandari (Universitas Binawan), Dr Maryuni (Universitas Binawan), Dr Sularso Budilaksono (UPI YAI) (Universitas YAI), Gefra Rizkan Gaffara (Universitas Esa Unggul) , dan Dr I Gede Agus Suwartane (UPI YAI).
Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan kejadian banjir yang relatif tinggi sejak berdirinya pada zaman Hindia Belanda dikarenakan secara geomorfologi Jakarta merupakan daerah dataran banjir.
Disisi lain tekanan lahan oleh meningkatnya urbanisasi di Kota Jakarta berakibat pada semakin terbatasnya ketersediaan lahan perumahan layak bagi masyarakat sehingga lahan-lahan yang seharusnya menjadi areal resapan air dan bantaran sungai berubah bentuk menjadi areal terbang padat penduduk yang pada akhirnya mengurangi daya resap air di daerah Jakarta.
Untuk memperoleh data yang cepat dalam mengidentifikasi areal terdampak banjir maka teknik identifikasi potensi luasan dan sebaran banjir dengan memanfaatkan pengindraan jauh metode Normalized Difference Water Index (NDWI) dan/atau menggunakan metode Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) dari satelit freely data Sentinel 2A dapat bermafaat memberi masukan data kepada pihak terkait di Provinsi DKI Jakarta.
Peluang dan kendala penerapan teknik NDWI dan/atau MNDWI ini akan sangat membantu kegiatan pemetaan dan identifikasi sebaran area banjir sebagai salah satu alternatif masukan kepada pemangku kebijakan untuk tindakan dan antisipasi areal dengan potensi banjir yang tinggi.
Selanjutnya dilakukan monitoring AI dengan kombinasi analisis GIS didapatkan penurunan muka air tanah sampai dengan 30 centimeter per tahun.
Sedangkan dengan didapatkannya hasil penelitian berupa pengurangan persentasi luasan banjir selama 4 tahun terakhir, dapat dilakukan analisis prioritas kebijakan selanjutnya dengan menggunakan metode Interpretative Structural Modeling (ISM) berupa penanggulangan penurunan tanah Jakarta sebagai prioritas program.
Sehingga diharapkan penelitian ini sebagai salah satu langkah awal dan masukan kepada Pemerintah DKI Jakarta dalam membuat strategi dan roadmap penanggulangan banjir yang terjadi di DKI Jakarta secara holistik.