Pilihan Senin, 15 Agustus 2022 | 16:08

Pesta Adat Batak, Mencicipi Rendang bersama Para Parsubang

Lihat Foto Pesta Adat Batak, Mencicipi Rendang bersama Para Parsubang Ilustrasi pengantin Batak. (Foto: finansialku)
Editor: Tigor Munte

Pematangsiantar - Menghadiri acara adat orang Batak, lazim kita dengar ada kata parsubang. Baik acara adat pernikahan, acara adat kematian, atau bentuk syukuran lainnya.

Seperti yang dihadiri Opsi pada Senin, 15 Agustus 2022 di Sopo Jubileum 125 Taon HKBP Martoba, Jalan Bah Tongguran, Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara.

Keluarga marga Simanjuntak menggelar pesta adat pernikahan. Sebelumnya sudah dilakukan acara pamasumasuon parbogason atau pemberkatan pernikahan di gereja yang berada di lingkungan sopo tersebut.

Ada dua gedung di sopo atau ruang pertemuan tersebut disiapkan untuk kegiatan acara pesta pernikahan. Satu sopo yang lumayan besar dan berlantai dua di sisi kanan gerbang masuk sopo. 

Di sinilah kegiatan acara adat utama dilakukan. Di mana hadir semua unsur, baik paranak (yang menggelar pesta) dan parboru (pihak pengantin perempuan).

Ada pula unsur dari dalihan natolu, seperti hula-hula atau kelompok marga dari istri, boru atau atau kelompok marga dari istri, dongan tubu atau kelompok marga dari yang menggelar pesta. 

Ditambah juga dari dongan sahuta atau kelompok warga satu kampung dari pihak yang berpesta.

Satu gedung lainnya di sisi kiri, ada juga bangunan khusus untuk tamu parsubang. Ukurannya tidak sebesar gedung utama.

Bagi Anda sebagai undangan dari pihak paranak dan parboru, yang memang merasa diri sebagai parsubang di sinilah tempatnya.

Opsi masuk ke gedung ini. Di sana tentu tidak ada prosesi adat seperti di gedung utama. Di gedung khusus parsubang ini, tamu hanya mencicipi menu makanan yang disiapkan pihak penyelenggara pesta.

Ditimpali pula dengan adanya sajian trio Batak di depan guna menghibur tamu undangan yang hadir.

Ada dua kelompok parsubang di pesta pernikahan seperti ini, yakni parsubang karena faktor agama, tentu tidak bisa menikmati menu daging babi yang lazim disajikan di acara adat.

Baca juga:

Partonun Ulos di Dairi Dilatih Diversifikasi Tenun Menjadi Produk Suvenir

Kedua adalah, orang yang memang tidak bisa mencicipi daging babi bukan karena faktor agama, tetapi bisa jadi karena tidak suka, karena pantangan, atau karena mengidap penyakit tertentu.

Tamu undangan yang hadir diberikan nasi kotak, di mana isinya khas nasional atau non daging babi. Lauknya ada telur dan rendang sapi. 

Selesai menikmati menu ini, sesama parsubang kemudian akan menuju gedung utama untuk menyampaikan selamat kepada pengantin sekaligus memberikan tumpak atau amplop berisi uang.

Parsubang?  

Apa sebetulnya arti parsubang? Makna umumnya adalah orang yang pantang makan makanan dan minum minuman tertentu.

Dilansir dari sejumlah sumber, parsubang dalam khazanah adat Batak Toba merupakan tradisi yang sudah dilaksanakan serta diyakini sejak zaman Sisingamangaraja. 

Dulu parsubang hanya diprioritaskan dalam kalangan Batak (Kristen) sendiri. Karena di dalam kehidupan mereka, ada juga sebagian orang dan kelompok yang  tidak  dapat  mengkonsumsi makanan khas Batak, disebabkan berbagai faktor, semisal umur atau kesehatan, doktrin, dan sebagainya. 

Dalam perkembangannya kemudian, karena masyarakat Batak yang Islam tidak dapat mengkonsumsi makanan daging Babi, demi kelancaran hubungan kemasyarakatan dicarilah titik temu. 

Biasanya, pada sebuah pesta jamuan atau resepsi, muncul istilah parsubang yang artinya  makanan yang dimasak non Islam tidak boleh dimakan orang beragama Islam.  

Ini suatu keyakinan yang tidak dapat ditawar-tawar. Namun dalam membina kerukunan umat beragama, terciptanya persaudaraan dan persahabatan, harus dapat memperoleh kebersamaan, yaitu makanan yang dimasak oleh Islam, boleh dikonsumsi golongan apapun juga. Maka itu dalam Islam tidak ada istilah parsubang. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya