Pematangsiantar - PTP Nusantara atau PTPN 4 bakal mengganti tanaman teh menjadi kelapa sawit pada unit Kebun Bah Butong, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.
Kebijakan itu pun mendapat perlawanan keras dari warga Simalungun yang tergabung dalam berbagai organisasi masyarakat dan adat.
Seperti Presidium Partuha Maujana Simalungun (PMS), DPP Komite Nasional Pemuda Simalungun Indonesia (KNPSI), Ikatan Keluarga Islam Simalungun (IKEIS), Majelis Kebudayaan Simalungun Indonesia (MKSI), Gerakan Peduli Simalungun (GPS), Bina Daya Sejahtera Simalungun (BIDASESI), dan Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (GEMAPSI).
"Kami sebagai penduduk lokal pemilik tanah leluhur dan tanah budaya Kabupaten Simalungun menolak dan protes keras atas kebijakan PTPN 4 Medan untuk mengganti atau mengkonversi tanaman teh menjadi tanaman kelapa sawit pada unit Kebun Bah Butong, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun," demikian pernyataan mereka secara tertulis, Jumat, 17 Juni 2022.
Alasan penolakan bahwa sejak zaman Belanda sampai saat ini, salah satu ikon Simalungun adalah komoditi Teh Sidamanik yang telah diekspor ke mancanegara.
Telah terbukti secara nyata dan konkret konversi tanaman teh menjadi kelapa sawit di unit Kebun Marjandi telah menciptakan kerusakan lingkungan yang sangat parah.
Setelah tanaman teh di Kebun Marjandi dikonversi menjadi tanaman kelapa sawit, telah mengakibatkan banjir besar saat turun hujan, sehingga menghancurkan infrastruktur jalan di sekitar Kebun Marjandi.
Terbukti konversi teh menjadi kelapa sawit di Kebun Marjandi dan Bah Birong Ulu, mengakibatkan kerusakan parah lahan pertanian masyarakat yang diakibatkan banjir.
Saat ini infrastruktur jalan provinsi di Panei Tongah, Kabupaten Simalungun, telah mengalami kerusakan sangat parah atau mengalami kerusakan di atas 90 persen yang diakibatkan banjir yang bersumber dari areal perkebunan kelapa sawit Unit Marjandi.
Baca juga:
Jan Wiserdo Saragih: 10 Kebohongan Bupati Simalungun
Saat ini apabila hujan turun, jalan provinsi di Panei Tongah tidak bisa dilalui kendaraan dan terpaksa berhenti menunggu genangan turun.
Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya saat Kebun Marjandi masih hamparan tanaman teh.
Sebelum dilakukan konversi teh menjadi kelapa sawit, tidak pernah terjadi banjir, kerusakan infrastruktur jalan, dan kerusakan lahan pertanian masyarakat pada daerah sekitar Kebun Marjandi dan Bah Birong Ulu.
Sejak dilakukannya konversi teh menjadi tanaman kelapa sawit, masyarakat Simalungun dan masyarakat sekitar yang mengalami langsung dampak negatif dari konversi ini telah sejak dahulu melakukan protes kepada PTPN 4. Namun tidak pernah mendapat tanggapan positif dari manajemen PTPN 4.
Sejak dilakukan konversi teh menjadi kelapa sawit di Kebun Marjandi dan Bah Birong Ulu kelompok masyarakat telah berulang-ulang melakukan protes dan unjuk rasa, sampai RDP dengan DPRD Sumatera Utara.
PTPN 4 Medan hanya mengutamakan keuntungan perusahaan dan mengabaikan dampak kerusakan dan gejolak sosial dan kerugian di tengah masyarakat.
Sekaitan dengan itu, masyarakat Simalungun bersikeras menolak konversi tanaman teh menjadi tanaman kelapa sawit pada Kebun Bah Butong, yang saat ini sedang dan akan dilaksanakan dan pada seluruh unit kebun PTPN 4 lainnya, seperti Sidamanik, Tobasari, dan Bah Birong Ulu.
"Kami pastikan kami akan melakukan perlawanan hukum dan sosial untuk memprotes kebijakan PTPN 4 yang mengabaikan kepentingan sosial masyarakat Simalungun," kata Ketua Umum DPP KNPSI Jan Wiserdo Saragih dalam keterangan tertulisnya.
Pihaknya kata dia, sudah menyurati Presiden, Ketua DPR, Menteri BUMN dan Dirut Holding pada 13 Juni 2022 lalu.
Meminta keseriusan pihak dimaksud mendengar aspirasi masyarakat Simalungun demi menghindari dampak gejolak sosial. []