Jakarta - Penerbit Kabar Media Books menggelar diskusi buku untuk novel sejarah berjudul Sapaan Sang Giri karya Isna Marifa, di Dia.lo.gue, kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 3 Agustus 2024 lalu.
Diskusi ini, mengupas tentang perbudakan masyarakat Jawa di Afrika Selatan pada masa penjajahan Belanda. Novel ini juga menyoroti babak penting dalam sejarah Indonesia.
Menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia, semakin jelas bahwa masih banyak aspek sejarah kolonial Belanda yang kurang dikenal.
Meskipun pendidikan kita telah memperkenalkan kita pada perjuangan fisik dan intelektual para pahlawan, kenyataan pahit tentang perbudakan orang-orang yang dijajah oleh Belanda sebagian besar terabaikan.
Bab gelap dari masa lalu kita ini, yang sering kali tidak masuk dalam narasi sejarah arus utama, layak mendapat pengakuan dan pemahaman yang lebih besar.
Dengan mengakui cerita-cerita yang belum terungkap ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang sejarah bangsa kita dan sepenuhnya memahami kesulitan yang dialami oleh nenek moyang kita.
"Tak banyak yang mengetahui sejarah perdagangan budak dari Nusantara ke Afrika Selatan di abad ke-18," kata Isna Marifa, dikutip Opsi pada Kamis, 7 Agustus 2024.
"Tempat yang juga menjadi tempat pengasingan bagi para pejuang dan pangeran Nusantara yang melawan VOC. Penggalan sejarah ini begitu menghantui, sampai saya tergugah untuk menulis buku ini," ucap dia.
Menurut Isna, mempelajari sejarah menjadi sangat penting untuk memahami masa kini dan membentuk masa depan. Sejarah, kata dia memberi wawasan tentang asal-usul dan perkembangan budaya, masyarakat, dan bangsa, yang membantu menghargai keragaman dan kompleksitas pengalaman manusia.
"Dengan mempelajari peristiwa masa lalu, kita memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang penyebab dan konsekuensi dari tindakan, memungkinkan kita belajar dari keberhasilan dan menghindari pengulangan kesalahan," tuturnya.
Isna bilang, sejarah juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, karena memerlukan evaluasi sumber, interpretasi bukti, dan pemahaman perspektif yang berbeda.
Baca juga: JANJI, Novel Berbahasa Batak Karya Anak Siantar
Baca juga: Adaptasi dari Novel dan Film, Serial Dear Jo (Almost is Never Enough) Tayang di VIU
"Selain itu, sejarah menanamkan kepekaan tentang jati-diri dan kontinuitas, menghubungkan kita dengan akar kita dan menyoroti perjuangan dan pencapaian pendahulu kita. Pada akhirnya, sejarah bukan hanya tentang masa lalu; sejarah adalah alat penting untuk menavigasi masa kini dan membangun masa depan yang lebih baik," ucapnya.