Jakarta - Film Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja didaulat menjadi film pembuka dalam rangkaian Jakarta Film Week 2023 yang dihelat di empat titik berbeda sepanjang 25-29 Oktober 2023 mendatang.
Acara bertaraf internasional ini bakal mengambil tempat penyelenggaraan di CGV Grand Indonesia, Kineforum Taman Ismail Marzuki (TIM), Galeri Kaya Indonesia, dan Hotel Ashley Wahid Hasyim.
Sinema karya rumah produksi Rekata Studio dan Kaninga Pictures ini, sebelumnya telah ditayangkan di Toronto International Film Festival 2023 dan menjadi film yang satu-satunya mewakili Asia Tenggara.
Dalam ceritanya, film Budi Pekerti mengangkat drama intens yang dialami perempuan paruh baya, seorang ibu, seorang pengajar yang mengalami tekanan masyarakat.
Suasana konferensi pers Jakarta Film Week 2023. (Foto: Istimewa)
Sutradara film Budi Pekerti, Wregas Bhanuteja, mengatakan bahwa setelah world premiere di Toronto International Film Festival, ia merasa senang bahwa kini film karyanya itu bisa bertemu dengan penontonnya untuk pertama kali di rumahnya sendiri yaitu di Indonesia.
"Saat Budi Pekerti tayang di luar negeri, film ini mendapat apresiasi dan sambutan yang hangat dari penonton internasional yang datang dari beragam latar belakang dan budaya. Mereka bisa merasakan emosi dan makna yang dialami oleh karakter sepanjang film, dan merasa `relate` dengan apa yang terjadi di tempat mereka berasal," tutur Wregas Bhanuteja. dikutip Opsi pada Jumat, 6 Oktober 2023.
"Kata `relate` dan kedekatan tersebut, pasti akan dirasakan lebih kuat oleh penonton Indonesia, terutama mengenai keluarga, viralitas, dan media sosial yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Saya berharap agar seluruh perasaan yang dituangkan oleh pemain dan kru, dapat tercurahkan sepenuhnya melalui film Budi Pekerti ini kepada penonton," ujarnya.
Sedangkan film penutup festival Jakarta Film Week 2023 adalah Film Tiger Stripes karya Amanda Neil Eu, produksi Ghost Grrrl Pictures, Malaysia.
Film ini merupakan proyek film ko-produksi yang melibatkan delapan negara termasuk Indonesia melalui Kawan Kawan Media, dan berhasil meraih film terbaik di Cannes Critic Week, Mei lalu.
Baca juga: 9 Hari Tayang, Film Ketika Berhenti di Sini Raih 1 Juta Penonton
Baca juga: Nobar Film Barbie Bareng Raisya Cookies, Dewi Motik Sampaikan Pesan Khusus
Film ini bertutur melalui pendekatan body-horror dan menjadi refleksi coming of age, atas tekanan lain di konteks masyarakat yang religius namun dibalut dengan folklor serta tampilan visual yang menggelitik penonton. []