Pilihan Jum'at, 12 Agustus 2022 | 17:08

Mengenal Acara Adat Sulang-sulang Pahompu yang Digelar Musisi Tongam Sirait

Lihat Foto Mengenal Acara Adat Sulang-sulang Pahompu yang Digelar Musisi Tongam Sirait Tongam Sirait dan istri. (Foto: Facebook Annette Horschmann)
Editor: Tigor Munte

Simalungun - Musisi Batak yang cukup dikenal di Kawasan Danau Toba, Tongam Sirait dan istrinya Serevina Indah Pasaribu, menggelar acara adat tradisional Batak Toba pada Jumat, 12 Agustus 2022.

Acara adat dimaksud adalah Sulang-sulang Pahompu. Dilaksanakan di Conference Hall Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. 

Sejumlah tamu dan undangan yang hadir dalam acara adat tersebut tampak mengunggah di media sosial Facebook saat mereka berada di lokasi, termasuk foto bareng dengan sang musisi. 

Tongam tampak gagah mengenakan pakaian adat Batak Toba, demikian istrinya Serevina Indah Pasaribu. Keduanya tampak sangat serasi mengenakan pakaian adat, seperti ulos.

Annette Horschmann, yang dikenal sebagai boru Jerman yang kini menetap dan berdiam di Tuktuk, Kabupaten Samosir, ikut memamerkan foto bareng dengan Tongam dan istrinya.

"Horas jala gabe. Sahat tu saur matua (Horas, sampai beranak cucu) Ito Tongam Sirait dan Serevina Pasaribu," tulis Annette, perempuan yang aktif di dunia pariwisata, bersuamikan marga Silalahi tersebut, dikutip Opsi dari dinding Facebook Tongam Sirait, Jumat, 12 Agustus 2022.

Profil Tongam Sirait

Tongam adalah musisi Batak kelahiran Tigaraja, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. Lahir pada 7 Agustus 1968.  

Lagu-lagu ciptaan Tongam Sirait cukup banyak digandrungi penikmat lagu Batak di Tanah Air. 

Berkarier di dunia musik sejak tahun 1997. Sempat berkolaborasi bersama musisi Tanah Air Viky Sianipar dan musisi Austria, Hermann Delago. 

Pada 2019, Tongam Sirait bersama Hermann Delago mengadakan konser di Tirol, sebuah negara bagian di Austria dengan membawakan lagu-lagu Batak ciptaannya.

Tongam Sirait bersama istri foto bersama undangan dalam acara adat Sulang-sulang Pahompu di Parapat, Jumat, 12 Agustus 2022. (Foto: Facebook Annette Horschmann)

Sejumlah karya Tongam, yakni Ingot Ma (1997), Sugari (1997), Nommensen (2003), Anakku (2003), Gara (2003), Come to Lake Toba (2012), Mauliate Featuring Viky Sianipar (2013).

Kemudian, Beta Hita (2013), Taringot Ahu Featuring Viky Sianipar (2014), Modom Ma Ho Inang (2015), Dang Lupa Au Inang (2016), Ku Bisa Gila (2016), I Love My Lake (2016), Ho Do Hasian (2016), Donna (2016, Rasa Cinta (2016) dll. 

Sulang-sulang Pahompu, Apa Itu?

Dilansir dari tulisan buah karya penelitian Ayu Andari Nainggolan, Jekmen Sinulingga, dan Asriaty R Purba, dari USU Medan, disebutkan pengertian dari upacara Sulang-sulang Pahompu adalah pengukuhan upacara pernikahan secara adat pada suku Batak Toba. 

Dijelaskan, berbeda dengan upacara adat pernikahan, upacara Sulang-sulang Pahompu biasanya dilaksanakan setelah memiliki keturunan. Sebelumnya sudah menikah secara agama. 

Upacara adat pernikahan adalah upacara adat yang dilaksanakan secara keseluruhan, mulai dari tahap awal hingga akhir.

Baca juga:

Balige Harus Bisa Menjadi Kota Batak

Beberapa faktor terjadinya adat Sulang-sulang Pahompu, yakni karena faktor ekonomi dari pihak hasuhuton paranak yang sebelumnya tidak mampu melaksanakan adat secara penuh.

Faktor tidak direstui orang tua karena latar belakang keluarga masing-masing dari pihak laki-laki dan pihak perempuan yang berbeda.

Faktor kesepakatan antara kedua belah pihak, yang setuju jika adat diundur karena suatu situasi yang kurang memungkinkan.

Diungkap bahawa ada 12 tahapan dalam upacara adat Sulang-sulang Pahompu. 

Marhusip

Marhusip adalah awal dari upacara Sulang-sulang Pahompu dilaksanakan. Pertemuan pihak keluarga suhut paranak (pihak laki-laki) dan suhut parboru (pihak perempuan).

Biasanya dilakukan di rumah pihak parboru. Suhut paranak mengutus utusannya untuk menemui pihak suhut parboru. 

Marhusip ini sendiri membahas soal `manggarar adat na gok` (adat yang penuh) yang ingin diberikan oleh suhut paranak kepada parboru. 

Dibahas misalnya soal tempat dan tanggal acara. Pihak paranak akan membawa makanan berupa `jagal` (daging) yang akan dimasak dan disajikan pihak parboru untuk makan bersama. 

Pasahat Situtungon

Pasahat Situtungon adalah mengantarkan sinamot (harga atau uang) dari pihak paranak kepada pihak parboru yang belum sempat diberikan pada saat pernikahan di masa lalu. 

Dilakukan setelah beberapa hari atau beberapa minggu setelah acara marhusip dan disampaikan di rumah pihak parboru. 

Tudu-tudu Sipanganon

Menjelang waktu makan bersama, terlebih dahulu dilaksanakan pemberian tudu-tudu sipanganon (makanan/daging) oleh pihak paranak kepada pihak parboru.

Bertujuan untuk menunjukkan keikhlasan hati dalam menjamu setiap tamu undangan yang datang. Diadakan di rumah pihak paranak. 

Dengke Simudur-udur

Pemberian Dengke Simudur-udur adalah acara balasan dari pihak parboru kepada pihak paranak dikarenakan telah menyediakan tudu-tudu sipanganon.

Dengke Simudur-udur ini biasanya berupa ikan mas yang jumlahnya ganjil. Acara ini dilakukan masih di rumah pihak paranak. 

Di sini sudah hadir unsur dalihan na tolu, seperti hula-hula, boru dan dongan tubu dari pihak paranak dan parboru.

Martonggo Raja 

Acara ini bertujuan untuk merencanakan pelaksanaan adat Sulang-sulang Pahompu. Dilakukan pagi hari atau siang hari, baik di kediaman pihak paranak maupun pihak parboru.

Paranak dan parboru termasuk dongan sahuta (satu kampung) akan hadir dan membicarakan acara utama dari Sulang-sulang Pahompu. 

Acara Kebaktian Singkat

Acara yang dilaksanakan sebagai bentuk taat akan Tuhan sebagai umat beragama. Acara kebaktian pernikahan berbeda dengan acara kebaktian pada upacara adat Sulang-sulang Pahompu.

Acara pernikahan biasanya diwajibkan untuk ke gereja namun pada saat upacara adat Sulang-sulang Pahompu ini tidak diwajibkan, hanya di dalam rumah paranak atau parboru.

Panomu-nomuon 

Tahapan untuk menerima tamu, baik dari pihak paranak maupun parboru. Sesuai kesepakatan mengenai lokasi diadakannya acara Sulang-sulang Pahompu, maka pihak dari suhut atau yang menggelar acara data yang menyambut tamu.

Jika kesepakatan acara adat berada di pihak paranak, maka suhut paranak yang akan menyambut tamu, begitu sebaliknya.

Yang menghadiri acara ini adalah suhut paranak beserta rombongannya dan suhut parboru beserta rombongannya, serta tamu undangan lainnya, seperti dongan sahuta, dll.

Pemberian Boras Sipir ni Tondi

Setelah acara panomu-nomuon selesai, suhut paranak menyediakan piring (pinggan panungkunan) yang berisi boras pir (beras), napuran tiar (daun sirih), ringgit sitio suara (uang) dengan jumlah sesuai kesepakatan.

Piring yang digunakan biasanya berwarna putih yang bermakna ketulusan dan keikhlasan.

Salah satu acara adat Batak di film Ngeri-ngeri Sedap. (Foto: Istimewa)

Makna boras sipir ni tondi sendiri berarti memberikan doa yang diiringi dengan umpasa (peribahasa) yang diberikan suhut parboru kepada suhut paranak. 

Lokasi acara ini berada sama seperti acara Panomu-nomuon berlangsung, yaitu di depan rumah suhut paranak. 

Yang menghadiri acara ini adalah suhut paranak beserta rombongannya dan suhut parboru beserta rombongannya, serta tamu undangan lainnya.

Pemberian Batu Tulang/Tintin Marangkup 

Acara yang bertujuan untuk menyerahkan mahar atau sinamot yang diberikan oleh paranak kepada parboru dengan maksud untuk `manggarar adat na gok` (membayar adat penuh). 

Yang menghadiri acara ini biasanya adalah suhut paranak dan rombongan, suhut parboru dan rombongannya dan juga pihak gerejawi.

Acara ini dilakukan masih di depan rumah suhut paranak. Biasanya besaran sinamot ini sudah ditentukan besarannya pada saat melakukan acara Pasahat Situtungon. 

Uang ini diserahkan oleh pihak paranak kepada pihak parboru, dan uang tersebut akan diberikan melalui ulos atau (seka-seka) dan yang menerima akan diwakili oleh parsinabung (raja adat) pihak parboru. 

Posisi saat memberikan tintin marangkup adalah suhut paranak berhadap-hadapan dengan suhut parboru. Lalu, suhut parboru akan menyerahkannya kepada tulang dari pihak laki-laki.

Pemberian Ulos

Pemberian ulos namartohonan adalah upacara adat yang dilakukan sebagai balasan dari batu tulang, berarti yang memberikan ulos ini adalah pihak parboru kepada pihak paranak. 

Baca juga:

Kenakan Pakaian Adat Batak, Bobby dan Kahiyang Ayu Jadi Pusat Perhatian

Yang menghadiri acara ini biasanya adalah suhut paranak dan rombongan, suhut parboru dan rombongannya dan juga pihak gerejawi.

Acara ini dilakukan masih di depan rumah suhut paranak. Tetapi, sebelum pemberian ulos, masih diadakan pemberian ulos naso ra buruk, ini adalah sesuatu yang diminta langsung oleh pihak parboru.

Ini bukanlah ulos yang berupa uang, melainkan seperti berupa tanah, rumah, dan lain sebagainya.

Pemberian Tumpak

Pemberian tumpak adalah acara yang paling dinanti-nantikan oleh kedua pengantin, dikarenakan acara ini adalah acara pemberian kado berupa uang dan juga barang-barang. 

Ini biasanya didapat dari undangan-undangan yang hadir dari pihak paranak serta pihak parboru, tetapi biasanya hasilnya akan menjadi milik suhut (habolahon hamak) paranak.

Sedangkan, tumpak untuk pihak parboru akan diberikan langsung kepada pihak paranak. Acara ini dilaksanakan di depan rumah suhut paranak. 

Yang menghadiri acara ini adalah suhut paranak beserta rombongannya dan suhut parboru beserta rombongannya, serta tamu undangan lainnya.

Olop-olop

Olop-olop merupakan acara paling akhir pada saat melaksanakan upacara adat Sulang-sulang Pahompu.

Olop-olop ini berfungsi atau bermakna sebagai pengesahan yang disaksikan secara langsung oleh tetua-tetua adat, undangan dan lain-lain. 

Tetua adat dari pihak yang melaksanakanlah yang berhak menerima olop-olop ini. Acara ini dilaksanakan di depan rumah suhut paranak. 

Yang menghadiri acara ini adalah suhut paranak beserta rombongannya dan suhut parboru beserta rombongannya, serta tamu undangan lainnya. [] 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya