Jakarta - Pakar bahasa dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr. Marsel Robot mengungkapkan tiga langkah nyata untuk mempertahankan bahasa daerah dari ancaman kepunahan.
Marsel mengatakan, langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah meriset dan mendokumentasikan bahasa-bahasa daerah untuk dijadikan sebagai bahan mengajar di semua level pendidikan.
Demikian disampaikannya, merespons ancaman kepunahan bahasa daerah dan bagaimana mendorong lembaga pendidikan hingga keluarga untuk "memperpanjang usia" bahasa daerah tersebut agar tidak punah, serta adakah pemanfaatan teknologi atau aplikasi yang dapat membuat bahasa daerah tetap terlestarikan.
Kemendikbudristek mengungkapkan, penutur bahasa daerah kian berkurang. Salah satunya karena perkawinan antarsuku yang lebih memilih menggunakan Bahasa Indonesia.
Oleh sebab itu, ia membenarkan bahwa tingkat pluralitas yang tinggi memusnahkan bahasa daerah.
"Salah satu contoh kawin antarsuku. Keluarga antarsuku pasti menggunakan bahasa Indonesia. Itu berarti pula, dua bahasa daerah pupus atau hilang atau mengalami atrisi," kata Marsel seperti meneruskan catatan ANTARA, Kamis, 6 Oktober 2022.
Lantas, dia mengatakan ada tiga hal yang perlu dilakukan, yakni melakukan riset dan mendokumentasikan bahasa daerah untuk dijadikan sebagai bahan ajar pada semua level pendidikan.
Kedua, lanjutnya, pemerintah perlu memasukkan bahasa daerah sebagai mata pelajaran (mapel) wajib pada semua jenjang pendidikan.
Ketiga, pihak lembaga pendidikan harus melakukan berbagai event yang berkaitan dengan usaha untuk menghidupkan kembali bahasa daerah seperti berpidato berbahasa daerah, lomba bercerita dalam bahasa daerah, dan lomba debat dalam bahasa daerah.
"Teknologi juga harus bisa mengalihwahanakan tradisi pewarisan bahasa daerah melalaui film pendek atau film kartun," ucap Marsel Robot.[]